Tekad
Guru Dalam Mencerdaskan Murid SDN 03 Pucanglaban
Oleh: Umi Saniyatul Isro’iyah
Fakta
kehidupan yang perlu diungkap bukan hanya sekedar informasi yang bersumber dari
pejabat, artis, ataupun orang-orang pemegang publik. Akan tetapi, juga bisa
didapat dari sebuah jalan kehidupan yang dititi secara kasar, susah bahkan
menyiksa, yang bersumber dari para pejuang di luar sana. Kehidupan luar biasa
yang dijalani semua orang sebenarnya patut untuk dibahas sebagai bahan motivasi
dan pengetahuan bagi orang lain. Supaya segala sesuatu yang di luar persepsi
orang, juga menjadi sebuah persepsi baru yang memunculkan sebuah pengetahuan
lebih besar bagi setiap manusia yang lainnya. Para pejuang yang dimaksud di
sini adalah mereka-mereka yang berjuang untuk memerdekakan hidupnya,
mereka-mereka yang berusaha memerdekaan hidup keluarganya dan juga mereka-mereka
yang berjuang untuk memerdekakan orang lain. Suatu kemuliaan yang diberikan Tuhan
kepada seluruh makhluknya yang memiliki hati nurani sehingga dapat berfikir
positif akan perjuangan yang akan dilaluinya. Setiap manusia tidak dapat
menentukan apa yang akan dijalaninya kecuali adalah kehendak Tuhan. Manusia
hanya bisa berusaha dengan sekuat tenaga, berdoa dengan ketulusan dan lapang
dada atas apa yang akan diberikan tuhan pada akhirnya terhadap upaya yang telah
dijalani. Seperti sebuah perjuangan beberapa guru dan staff SDN 03 Pucanglaban
Tulungagung Jawa Timur ini.
Sebagai
wilayah yang secara geografisnya terletak di pesisir selatan provinsi Jawa
Timur, Tulungagung masih memiliki wilayah yang termasuk bagian dalam (wilayah
yang jauh dari kehidupan kota), yaitu termasuk wilayah kecamatan Pucanglaban
ini. SDN 03 Pucanglaban yang dimaksud adalah Sekolah Dasar yang terletak di
desa Pucanglaban, kecamatan Pucanglaban kabupaten Tulungagung. Secara fisik
kecamatan Pucanglaban ini sudah memiliki akses perjalanan yang bagus dan mudah
dijangkau karena jalanannya sudah diaspal secara menyeluruh. Rumah-rumah warga
di sekitar Pucanglaban juga sudah seperti rumah-rumah di daerah kota, sudah
berdiri kokoh dengan style yang bagus pula. Rata-rata penduduknya merupakan Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) dan juga pekerja luar daerah. Banyak penduduk kelahiran
tanah ini merantau ke kota-kota untuk mencari pekerjaan. Bahkan para anak-anak
kecil di sana banyak yang di asuh oleh neneknya karena orang tuanya sedang
merantau mencari rupiah untuk keluarganya. Di daerah ini profesi yang digeluti
masyarakatnya, mayoritas adalah sebagai Petani dan Nelayan. Sehingga sumber
daya manusia dan tingkat pendidikan di Pucanglaban ini masih sangat rendah. Banyak
pandangan dari mereka suatu saat orang yang tinggal di daerah sini pasti akan
menjadi Petani atau pun Nelayan seperti pekerjaan orang tuanya. Fenomena ini
menjadi tantangan bagi para pengajar Sekolah Dasar di wilayah Pucanglaban,
termasuk para pengajar di SDN 03 Pucanglaban ini. Karena rata-rata tenaga
pegajar di wilayah Pucanglaban ini berasal dari daerah-daerah lain yang sangat
jauh.
Di
desa Pucanglaban sendiri memiliki 5 Sekolah Dasar yang dinaungi oleh UPT Pendidikan
setempat. Dari ke-5 Sekolah Dasar tersebut, SDN 03 Pucanglaban merupakan salah
satu Sekolah Dasar yang berusaha mengantarkan muridnya untuk menjadi manusia
yang hebat dan tidak terkungkung oleh kehidupan yang ada disekitarnya saja. Sekolah
ini berusaha mengajarkan pengetahuan-pengetahuan yang memang harus didapat oleh
anak-anak masa kini. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengantarkan anak
didik yang sudah lulus untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP. Mungkin hal
ini akan menjadi biasa bagi kita yang terbiasa hidup diluar daerah ini, tapi tidak
untuk daerah Pucanglaban ini. Kebanyakan dari masyarakat Pucanglaban,
menganggap bahwa setelah menempuh pendidikan dasar sudah tidak perlu lagi untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, karena mereka menganggap
dirinya hanya akan menjadi apa yang seperti mereka lihat. Persepsi inilah yang
terjadi di daerah Pucanglaban saat ini, padahal di luar sana kehidupan sudah
berjalan sesuai dengan peradaban yang ada. Bukankah fenomena ini perlu
diperhatikan oleh banyak pihak dari luaran sana? Supaya perspektif yang seperti ini bisa
berubah. Akan tetapi, upaya untuk memberikan persepsi yang seperti ini tidaklah
mudah, karena dari orang tua murid sendiri tidak memiliki pemikiran seperti apa
yang diharapkan oleh guru-gurunya. Mungkin untuk membujuk seorang anak adalah
hal yang mudah, tapi kalau sudah berhadapan dengan orang tuanya akan menjadi
hal sulit. Mau bagaimana lagi? lawong orang tuanya saja tidak mau membiayai
anaknya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, bagimana guru harus
bertindak kalau hal seperti ini sudah terjadi?. Sebenarnya orang tua dari
murid-murid ini bukan tidak mau dan tidak mampu untuk membiayai anak-anaknya
untuk melanjutkan sekolah, akan tetapi belum adanya pola pikir yang luas dan
belum memiliki kesadaran bahwa pendidikan itu penting, karena bagi mereka yang
terpenting adalah mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari.
Dalam
menumbuhkan sikap sadar orang tua terhadap pendidikan anaknya peran guru dari
SDN 03 Pucanglaban 3 ini sangat kuat. Para guru berusaha memberikan pengetahuan-pengetahuan
akan pentingnya pendidikan supaya mereka mau menyekolahkan anaknya lagi ke
jenjang yang lebih tinggi. Upaya yang dilakukan tidak hanya menceramahi
murid-muridnya dan orang tuanya di sekolah. Akan tetapi juga dilakukan secara
face to face dengan mendatangi satu per satu rumah muridnya. Hal ini terjadi di
sekitar tahun 2000–2011 an, menurut pengakuan salah satu tenaga pengajar di
sana, “kok mau diceramahi di sekolah to
mbak, lawong wali murid sini itu loh nggak tau sama yang namanya undangan
pertemuan orang tua itu apa?, ya upaya yang paling efektif adalah bertamu satu
per satu itu tadi. Meskipun hasih yang didapatkan tidak dapat maksimal seperti apa
yang kita harapkan secara keseluruhan. Memang ada beberapa orang tua yang memahami
lalu menyadari betapa pentingnya pendidikan lanjutan bagi anaknya sehingga mau
untuk membiayai anaknya untuk melanjutkan lagi, namun ada pula yang tidak paham
sama sekali dan tetap bersikeras untuk mengajak anaknya tetap bekerja”. Ya
memang seperti itu kenyataannya kehidupan di daerah Pucanglaban ini,
Namun,
semangat para guru dalam membimbing anak-anak cerdas penerus bangsa dari daerah
ini supaya melanjutkan study tidak pernah luntur. Hal ini terus dan terus di
lakukan setiap tahun disaat musim lulusan. Guru-guru selalu telaten melakukan
kunjungan kerumah-rumah muridnya. Pada saat ini manfaat tersebut sudah bisa
dirasakan oleh guru-guru karena tingkat keinginan siswa SDN 03 Pucanglaban dan
kesadaran orang tuanya untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang selanjutnya
meningkat hampir 100%. Dari banyaknya anak yang lulus hanya sekitar satu atau
dua anak yang tidak melanjutkan, bahkan saat ini sudah jarang siswa yang tidak melanjutkan.
Para guru SDN 03 Pucanglaban menganggap hal ini sudah menjadi apresiasi yang
berharga atas upaya yang dilakukannya. Niatnya hanyalah ikhlas mengajar,
mendidik dan memberikan pengetahuan yang luas. Hal ini dibuktikan sampai saat
ini guru-guru di sekolah ini mampu bertahan bahkan sampai bertahun-tahun mengabdikan
dirinya di sekolah ini sampai mereka menjadi PNS dan tenaga pengajar tetap,
meskipun jangkauan perjalanan yang harus dicapai sangat jauh dengan rute
perjalanan yang dirasa juga memiliki tingkat bahaya yang lumayan tinggi.
Pengorbanan
para guru yang tak ternilai lagi adalah saat diketahui bahwa jumlah murid dari
SDN 03 Pucanglaban sangatlah sedikit dibandingkan dengan sekolahan-sekolahan
yang ada pada saat ini. Sekolahan ini hanya memiliki 55 murid dari kelas 1
sampai kelas 6. Suatu apresiasi lagi yang patut diberikan kepada para
pengajarnya yang berkenan dengan tekun mengajari para murid-murid di sekolahan
ini meskipun dengan jumlah murid yang sekian dengan jangkauan perjalanan
mengajar yang sangat jauh. Hal ini juga tidak pernah mematahkan semangat para
guru untuk tetap mengabdi pada sekolahan ini. Jumlah murid secara jelas dari
kelas 1 terdiri dari 5 laki-laki dan 2 permpuan, kelas 2 terdiri dari 2
laki-laki dan 4 perempuan, kelas 3 terdiri dari 9 laki-laki dan 3 perempuan,
kelas 4 terdiri dari 3 laki-laki dan 2 perempuan, kelas 5 terdiri dari 8
laki-laki dan 4 perempuan dan kelas 6 terdiri dari 6 laki-laki dan 7 perempuan,
sehingga total keseluruhannya ada 57 siswa. Dari semua murid yang ada sekolahan
ini mula-mulanya hanya memiliki 6 ruangan saja, yang pada akhirnya satu ruang
digunakan sebagai ruang guru, kepala sekolah, staf yang dijadikan satu. Sangat
berbeda dari fenomena sekolahan di daerah luar yang sering kita lihat. Tapi
keyataannya hal ini tidak pernah menjadi pengganggu para guru dan murid dalam
melakukan aktifitas belajar mengajar. Disekitar tahun 2013, para guru dan staf
mengajukan dana pembangunan kepada pemerintah untuk menambah satu kelas lagi
dan membangun ruang perpustakaan dengan tujuan supaya infrastruktur sekolah
terpenuhi sehingga menjadikan sebuah kenyamanan dalam proses belajar mengajar.
Proses
pengajuan dana tersebut membuahkan hasil sehingga para guru dan staf sangat
senang. Meskipun sebenarnya ada sedikit kekecewaan, karena hanya pembangunan
ruang perpustakaan saja yang di realisasikan, 1 ruang kelas yang diminta belum
direalisasikan dan ruang perpustakaan yang sudah berdiri kokoh
pun belum ada isinya sampai sekarang. Sangat memprihatinkan jika pada
kenyataannya bangunan perpustakaan yang megah belum ada isinya, masih ada
beberapa buku yang sesungguhnya sudah tidak pantas untuk dipakai saat ini. Tidak
adanya penunjang pengetahuan di SDN 03 Pucanglaban ini juga membuat perjuangan
para tenaga pengajar lebih ekstra, para guru harus lebih giat memberikan asupan
pengetahuan dari objek lain, para guru harus mencarikan referensi bahan belajar
dengan menggunakan tenaga pribadinya di luar jam mengajar. Dengan kekurangannya
referensi bahan mengajar ini, juga menjadikan anak didik minim pengetahuan dan
sulitnya mengajari mereka untuk gemar membaca. Hal ini menjadi PR lagi bagi
para guru-gurunya. Dengan mengatahui hal ini guru di SDN 03 Pucanglaban juga harus
memiliki trik supaya anak didiknya suka membaca demi bertambahnya ilmu
pengetahuan yang dimilikinya. Apalagi di daerah Pucanglaban sendiri belum ada
toko buku yang menjual buku-buku pengetahuan seperti Toga Mas, Gramedia dll.
Menurut
bu miyem salah satu tenaga pengajar di sana, anak-anak di daerah Pucanglaban
ini sebenarnya memiliki tingkat kecerdasan yang sama dengan anak-anak di kota.
Namun, bedanya fasilitas dan peradaban yang ada menjadikan anak di daerah
Pucanglaban masih sangat ketinggalan dengan anak-anak yang sekolah di daerah
luar atau kota. Maka dari itu sangat dibutuhkan sebuah perhatian dari luar sana
untuk sekolah-sekolah yang ada di dalam seperti ini. Fasilitas yang seadanya
bagi tenaga pengajar dan staff di SDN 03 Pucanglaban ini sudah menjadi maklum. Sejumlah
fasilitas yang belum ada di SDN 03 Pucanglaban salah satunya adalah SDN 03
Pucanglaban ini belum memiliki fasilitas MCK yang memadai, jadi dalam
mengajarkan kebersihan diri dan merawat MCK
juga belum dapat terealisasikan untuk para muridnya. Hal ini jugalah
yang menjadi salah satu faktor ketertinggalan anak Pucanglaban dengan anak-anak
yang ada di kota. Pada umumnya kebersihan MCK dalam kehidupan sehari-hari
adalah mencerminkan kehidupan yang sehat dan indah. Maka dirasa sebenarnya hal
ini patut diajarkan, tapi apalah daya fasilitas yang ada tidak dapat digunakan
sebagai sarana.
Tidak
di sini saja perjuangan yang dilakukan oleh tenaga pengajar di SDN 03 Pucanglaban,
dalam membentuk karakter kedisiplinan siswa di daerah dalam ini, merupakan hal
yang sangat sulit, ujar salah satu guru yang ada di SD ini. pembelajran efektif
yang diterapkan diseluruh kabupaten Tulungagung adalah dimulai pada pukul
07.00-12.00 WIB. Namun di SDN 03 Pucanglaban ini sangat sulit menerapkan
praktek dalam hal ini, kesadaran dari orang tua murid-murid untuk menerapkan
pemberangkatan sekolah dipagi hari belum ada. Rata-rata mereka pergi ke sekolah
pukul 07.00 lebih, dan masuk kelas sekitar pukul 07.30, padahal guru yang
mengajar sudah ada di sekolahan. Sampai saat ini kasus ini masih sangat sulit
dikondisikan. Mereka akan berangkat sekolah pagi-pagi sekali saat hari senin
saja, karena mereka harus melakukan upacara bendera, namun dihari lain mereka
masih terlambat datang ke sekolah. Setiap hari selama bertahun-tahun semua
tenaga pengajar di sekolah ini berusaha memberi peringatan dan memberikan
pengetahuan kepada orang tuanya untuk tidak datang terlambat ke sekolah, tapi
apa hasilnya? sampai sekarang masih belum bisa terlaksana dengan tertib. Dengan
jumlah murid yang bisa dibilang sedikit, untuk mengkondisikan hal tersebut saja
sangat susah. Kesabaran yang mana lagi yang diberikan para tenaga pengajar SD
tersebut pada murid-muridnya. Suatu kemuliaan yang tiada tara di saat yang
sekarang dunia sudah ada digenggaman namun, di tempat ini peradaban masih jauh
untuk di tarik.
Proses
yang perlu diapresiasi terhadap semua tenaga pengajar di SDN 03 Pucanglaban ini
seharusnya sudah sangat banyak. Akan tetapi mereka tidak pernah mengharapkan
apa-apa melainkan harapan akan adanya sumbangsih dari luar untuk memberikan
motivasi kepada anak-anak yang ada di sekolah. Sumbangsih tersebut tidak harus
secara formal dan mengikat akan tetapi sumbangsih yang diberikan dapat bersifat
resmi dengan aspek memberikan motivasi terhadap tingkat belajar anak. Karena
hal ini dirasa salah satu cara yang mampu memotivasi anak didik supaya mau
melanjutkan sekolahnya lagi. Contoh kecil sumbangsih yang dimaksud adalah
seperti kegiatan-kegiatan KKN atau PPL dari berbagai kampus yang ada di
Indonesia. Ternayata kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh beberapa
kampus dalam mengirimkan mahasiswanya ke tempat-tempat dalam seperti ini mampu
memberikan sebuah motivasi tinggi dan membuka pandangan masyarakat dalam
melihat pentingnya sebuah pendidikan bagi anaknya. Hal ini juga akan memberikan
rasa lega pada guru-guru yang telah berujuang dalam kenyataan yang serba
terbatas dan serba jauh dari peradaban luar. Sehingga rasa capek dan dan bosan
yang dirasakan dapat terobati. Guru akan merasa bangga dan senang jikalau
murid-muridnya bisa menjadi orang yang sukses dan menjadi orang ngerti di luar
sana.
BalasHapusTulisan keren kak,Kami dealer motor area Tulungagung, kediri dan Trenggalek. Lihat lihat motor bisa klik disini
Jual ayam geprek tulungagung
BalasHapusOrder makanan di tulungagung klik disini
BalasHapus