Senin, 13 November 2017

BERKAYUH MENUJU PUNCAK KELUD
Oleh Moch. Ngusman. F.R
17304153034
Walaupun jalanan menanjak, tak terasa berat, karena pemandangan alam sekitarnya sangat bagus. Gunung Kelud (1.731 m) pernah meletus hebat pada 1960 dan menghilangkan puncak kepundannya. Muntahan laharnya menyapu bersih daerah Srengat, Wlingi, Talun, Blitar dan sekitrarnya. Saat itu saya masih bocah dan ikut rombongan ayah mengunjungi lokasi bencana dan bersilaturahmi dengan para korban bencana di tempat penampungan.
Itulah sepenggal kenangan saya, yang teringat selagi bersepeda mendaki Gunung Kelud, beberapa puluh tahun kemudian, setelah beberapa kali letusan hebat, termasuk pada 1999, yang menghancurkan perkebunan teh di lereng-lereng gunung.

Dari simpang tiga jalan raya Wates–Kediri, saya bersepeda menyusuri jalan pedesaan. Di ujung desa, ada sebuah warung yang biasanya digunakan para pendaki gunung beristirahat. Lalu jalanan membelah daerah pertanian yang banyak ditanami palawija sebelum akhirnya masuk area perkebunan teh. Walaupun jalanan menanjak, tak terasa berat karena pemandangan alam sekitarnya sangat bagus. Dari sebuah ketinggian tampak perkebunan teh yang membentang luas, menutup semua permukaan tanah bak beludru hijau.
Semakin tinggi saya berada, udara terasa semakin sejuk. Menurut penduduk, jarak antara desa terakhir sampai terowongan sekitar 10 km. Tapi dengan bersepeda menjadi terasa lebih jauh. Hal ini karena saya sering berhenti untuk beristirahat mengatur nafas dan menyiasati jalanan menanjak. Lambat laun, jalan memasuki kawasan hutan pohon Kaliandra. Selanjutnya sepeda melipir punggungan dan sebelah kanan jurang menganga lebar. Jalan ini berakhir pada mulut terowongan. Dalam terowongan, ada beberapa ruangan yang dibuat untuk menginap para penjaga pemantau aktifitas gunung Kelud. Tapi kini berubah fungsi menjadi tempat bersemedi para peziarah.
Seberang mulut terowongan, sebuah pemandangan indah menunggu. Danau kawah berwarna kehijauan membentang, dibentengi dinding padas. Sementara dinding terjal bagian kanan, kerap dipakai berlatih panjat tebing. Masyarakat lokal menyebutnya sebagai ‘Gajah Mungkur’, karena berbentuk mirip seekor gajah yang sedang duduk membelakangi.
Gunung Kelud yang dalam tulisan Jawa sering ditulis dengan tulisan kelut yang berarti mempunyai makna sapu. Gunung yang mempunyai istilah gunung teraktif dengan skala berkekuatan 5 menurut VEI (Volcanic Explosivity Index) yang mana merupakan suatu pengukuran yang sudah diterapkan dalam bentuk skala richter ini. Bahkan letusan Gunung Kelud ini sudah masuk dalam sejarah letusan terdahsyat didunia. Gunung Kelud dengan ketinggian mencapai 1731 mdpl ini mempunyai sejarah letusan yang panjang, dimulai dari tahun 1000 SM sampai dengan tahun 2014.Gunung Kelud via Desa Tulungrejo BlitarPendakian Gunung Kelud Via Ds.Tulungrejo Blitar
Dalam literatur umum mengenai dunia pendakian gunung di Indonesia, mungkin bagi sebagian besar pendaki Gunung Kelud tidaklah mempunyai ketertarikan dalam segi seni mendaki (climbing art). Karena jika dilihat dari trek yang ada, Gunung Kelud tergolong sangat mudah dicapai dengan kendaraan bermotor sekalipun. Pencapaian dengan kendaraan bermotor itu jika pendakian dilakukan melalui jalur wisata yakni di Kediri, karena disana sebelum erupsi terjadi ditahun 2014 lalu, Gunung Kelud mempunyai sebuah anak tangga yang dapat diakses menuju kawah utama Kelud.


Gunung Kelud via Kediri
Berbeda halnya jikalau pendakian dilakukan di Lokasi Desa Tulungrejo Kecamatan Gandulsari Blitar Jawa Timur. Kamu yang mungkin belum pernah melalui jalur ini jangan anggap enteng mengenai trek yang ada disini, dijamin lebih menantang dan bahkan menurut saya lebih berat dari Gunung Penanggungan yang notabena adalah Anak Gunung Semeru. Sensasi dari trek yang masih asri dan juga merupakan wilayah rimba inilah yang menjadikan pendakian di Gunung Kelud terasa lebih mengena.
Lokasi Perijinan Gunung Kelud via Ds. Tulungrejo
Pendakian dimulai dari Kota Blitar menuju Desa Tulungrejo Blitar. Akses jalan menuju ke tempat perijinan adalah searah dengan lokasi wisata Rambut Monte Blitar dan juga Sumber Air Dandang Blitar. Dari kota Blitar sudah nampak plang jalan yang akan mengarahkan ke tempat wisata Rambut Monte dan juga Sumber Air Dandang. Tenang saja, kedua lokasi wisata tersebut terletak disatu lokasi wisata.

Sesampainya kearah wisata alam Rambut Monte, kamu langsung saja menuju desa Tulungrejo. Jika merasa kesusahan, Kamu bisa manfaatkan GPS alam yakni dengan bertanya kepada warga sekitar jalan. Tanya saja mau naik ke Gunung Kelud, kebanyakan dari mereka pasti sudah paham maksud dari pertanyaanmu. Tinggal ikuti saja arahan dari warga sekitar.

Di Desa Tulungrejo, nanti akan ada pos perijinan yang dijaga oleh warga sekitar. Nama beliau adalah Bapak Dasuki, seseorang bapak yang menurut saya sangat welcome dan bersahabat ketika ada pendaki yang melakukan registrasi pendakian di Pos Gunung Kelud ini. Karena bagi sebagian orang desa percaya, kalau kedatangan tamu, pasti juga akan kedatangan rezeki. Jadi intinya harus disambut dengan sebaik-baiknya.
Mendaki Gunung Kelud
Sesampainya di perijinan Gunung Kelud, kamu bakal berjalan lumayan jauh dengan trek awal jalan aspal sampai diperkebuanan karet milik warga. Saya sarankan, untuk menghemat tenaga, lebih baik bila bergantian antar jemput teman dari perijinan sampai ke persimpangan jalan mengarah ke perkebunan karet. Trek ketika melalui kebun karet masih terasa landai dan biasa saja, namun seusai sampai melewati perkebunan karet, trek yang akan kamu lalui ini berliku-liku dan masih terasa rimba sekali. Kenapa? karena sebaian besar jalan masih hijau dan belum banyak pengunjung yang tahu kalau di Blitar ada juga jalur pendakian yang seru seperti pendakian Gunung Kelud via Desa Jatirejo Blitar ini.

Trek Gunung Kelud via Desa Jatirejo Blitar
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, jangan lupa bawa perlengkapan mendaki yang layak dan mumpuni, agar pendakian menjadi aman dan lancar. Karena disepanjang jalan menuju Puncak Gunung Kelud, sama sekali tidak terdapat sumber air. Ada air terjun, namun jaraknya lumayan jauh dari jalur pendakian. Jadi siapkan logistik sebaik dan seoptimal mungkin.
Gunung Kelud melalui Blitar terdiri dari 3 pos. Dari kebun karet menuju pos 1, waktu tempuhnya tidak lebih dari 1 jam dengan berjalan santai. Dari pos 1 menuju ke pos 2 jaraknya lumayan dekat juga, dengan berjalan santai waktu tempuhnya juga sekitar 1 jam, dari pos 2 menuju pos 3 sekitar 1,5 jam. Waktu tempuh yang saya tulis adalah hanya estimasi saja, bisa lebih cepat, dan bisa juga lebih lama.
Trek Pendakian Gunung Kelud
Biasanya, para pendaki mengakhiri perjalanan di pos 3 dan menggelar tenda disana. Bila kondisi gunung sepi, kamu bisa dengan leluasa membuka tenda. Namun jika posisi gunung ramai, maka kamu bisa juga ngecamp mendekati puncak Kelud. Semuanya kondisional, karena posisi dataran yang memang tidak begitu luas seperti gunung-gunung lain.

Dari pos 3 menuju ke arah puncak bisa ditempuh dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan dengan berjalan santai tanpa beban. Trek pendakian menuju puncak kelud sangat ekstrim dan curam. Kondisi tanah yang berbatu dan berpasir juga akan mempersulit langkahmu menuju ke puncaknya. Bila sudah sampai di puncak Kelud, tidak ada salahnya jika kamu juga mengunjungi kawah yang ditahun 2014 pernah memuntahkan lava itu.

Kawah Kelud
Usai dari perjalanan panjang ini, esoknya seluruh rombongan yang ikut dalam pendakian mengikuti upacara bendera di tanggal 17 Agustus. Baca Upacara Bendera di Gunung Kelud. Sebagai masukan dari saya, Gunung Kelud dari jalur ini masih tergolong bersih dari sampah. Mohon bila melakukan pendakian di Gunung Kelud, bawa turun sampahmu walaupun itu sebiji kuaci atau bungkus permen sekalipun. Agar Gunung Kelud menjadi tetap bersih dan layak untuk dikunjungi..



3 komentar: