Nuansa Alam Pucanglaban yang Indah
Oleh: Umi Saniyatul Isro’iyah
Minggu, 12
November 2017 menjadi suatu keistimewaan bagi saya untuk membantu relawan-relawan
Kelas Insipirasi berjuang demi Indonesia. Pasalnya pada hari itu, di
Tulungagung akan melaksanakan kegiatan hari Inspirasi yang diadakan oleh Kelas
Inspirasi Tulungagung. Sebenarnya saya bukan relawan di kelas inspirasi ini,
melainkan fasilitator yang akan membantu para relawan untuk menginspirasi
adik-adik yang ada di sana. Kegiatan hari Inspirasi dilaksanakan pada Senin, 13
November 2017. Akan tetapi, dikarenakan perjalanan menuju tempat inspirasi
lumayan jauh yaitu di daerah kecamatan Pucanglaban, maka saya memutuskan untuk berangkat mengantar para relawan kelas
inspirsi sebelum hari inspirasi serta untuk melakukan travelling di
Pucanglaban.
Tepatnya saya
berangkat ke Pucanglaban pada sore hari bersama dengan rombongan yang akan
menjadi relawan hari inspirasi di SDN 03 Pucanglaban Tulungagung. Perjalanan di
mulai sekitar pukul 15.00 WIB. Sebagai teman Fasilitator dari Kelas Inspirasi Tulungagung,
saya menjadi petunjuk arah menuju kecamatan Pucanglaban pada sore itu. Saya
ajak teman-teman untuk berkumpul di depan kampus IAIN Tulungagung. Saya memilih
tempat ini karena ada beberapa teman relawan pengajar dan relawan dokumentator
yang berasal dari luar kota seperti Lamongan, Nganjuk dan sekitarnya. Ketika
mereka naik Bus akan lebih gampang bertemu di depan kampus ini karena jalan
kampus IAIN Tulungagung merupakan jalur transportasi kendaraan umum. Sehingga
akan memudahkan para relawan dari luar kota untuk turun dari bus tanpa harus
naik ojek atau kendaraan umum lainnya lagi.
Perjalanan
menuju Pucanglaban meninggalkan bekas indah yang tak terlupakan terkhusus bagi
saya. Menempuh jarak sekitar 26 Km dari Pusat kota Tulungagung ke kecamatan
Pucanglaban sebenarnya termasuk perjalanan yang dekat. Akan tetapi setelah
melihat medan yang sangat ekstrim, perjalanan ke Pucanglaban dari pusat kota
terasa lebih jauh, apalagi bagi para pemula. Akses menuju Pucanglaban mulai
terasa mencekam saat tiba di daerah Luk Songo. Yaitu daerah yang memiliki jalan
berbelok-belok dengan tikungan tajam bersudut 350 derajat berbanding terbalik. Terdapat
sembilan belokan yang sama di Luk Songo ini. Dinamakan Luk Songo karena
belokan-belokan ekstrim yang sama berjumlah sembilan belokan. Meskipun daerah
ini memiliki jalan yang cukup ekstrim, para pengendara akan dimanjakan oleh
keindahan hamparan hutan yang panjang saat melintas di Luk Songo.
Setelah
melalui perjalanan panjang di tengah-tengah hutan akhirnya saya dan rombongan
masuk di desa Sumberdadap yang merupakan desa pertama setelah melewati
hutan-hutan Luk Songo. Di desa ini saya berhenti sejenak untuk menunggu
rombongan saya yang masih tertinggal di belakang sambil merasakan sejuknya hawa
pedesaan yang khas dan segar. Tidak lama kemudian saya melanjutkan perjalanan
dengan menyusuri desa Sumberdadap dan desa Sumberbendo dengan alunan kecepatan
motor yang stabil sambil menikmati indahnya desa di daerah kecamatan
Pucanglaban ini. Kebetulan saya naik motor sendiri sedangkan teman-teman yang
yang lain berboncengan. Saya naik motor sendiri dikarenakan motor yang saya
naiki tidak akan kuat naik tanjakan apabila dipakai berboncengan. Maka dari
itu, apabila melakukan perjalanan ke Pucanglaban alangkah baiknya kendaraan
yang dipakai haruslah kendaraan yang benar-benar savety, kendaraan yang sudah
di service sebelum melakukan perjalanan ke Pucanglaban.
Setelah kurang
lebih satu jam melakukan perjalanan, saya dan rombongan sampai di tempat
penginapan. Saya dan rombongan di izinkan menginap di rumah Kepala Desa yang
kebetulan tidak dipakai. Mas Yudi dan Mbak Endah sebagai penjaga rumah telah
menyiapkan makanan untuk rombongan saya. Makan-makanan yang disuguhkan sangat
enak, makanan yang sangat tradisional dengan bumbu racik orang desa, dengan bau
khas sambal trasi yang sedap membuat makan malam saya dan rombongan terasa
sempurna. Apalagi ditemani oleh bunyi krik krik krik khas pedesaan yaitu bunyi
jangkrik yang membuat suasana malam semakin hening. Tak berhenti di sini saja
dalam menikmati kuliner khas desa ini, saya dan rombongan juga telah disuguhkan
kopi hitam panas khas desa dengan aroma kopi murni membuat saya dan rombongan semakin
kerasan di tempat ini. Tempat yang memiliki kenyamanan, kesunyian, ketengan dan
keramahan masyarakatnya menambah semangat saya dan rombongan untuk memberikan
inspirasi kepada adik-adik di desa ini.
Tidak berhenti
di tempat penginapan saja saya mencicipi berbagai masakan khas warga
Pucanglaban. Keesokan harinya saya masih menikmati makanan khas yang lain yang
di masakkan langsung oleh warga Pucanglaban yaitu Bu Miyem, yang merupakan
salah satu guru di daerah Pucanglaban. Bu Miyem menyuguhkan banyak makanan khas
Pucanglaban seperti, nasi tiwul, sayur lodeh nagka muda, sayur lodeh krecek
bong dan ikan laut serta urap-urap dan sambel teri. Makanan ini sangat enak dan
khas sekali, sehingga membuat saya ketagihan untuk datang lagi ke daerah ini.
Bagi
teman-teman yang mau berkunjung ke Pucanglaban maka tempat ini sangat recomnded
bagi teman-teman yang sedang mencari ketenangan dan yang suka travelling.
Karena selain tenang dan sunyi, daerah ini juga memiliki kekayaan alam yang
indah seperti pantai Kedung Tumpang, pantai Molang dan pantai Pacar. Jangan
lupa apabila mau bepergian ke tempat ini kalian harus siap dengan segala
sesuatunya, termasuk ke savetyan kendaraan yang akan dipakai. Satu lagi, jangan
lupa untuk mencoba berbagai kuliner desa yang sangat tradisional. Dan jangan
pernah kaget apabila masuk di daerah Pucanglaban teman-teman akan sulit
menemukan sinyal internet kecuali menggunakan kuota termahal yang ada di
Indonesia.
Jual ayam geprek tulungagung
BalasHapusOrder makanan di tulungagung klik disini
BalasHapus