“Makanan itu tidak hanya untuk ditelan saja,
tetapi menjadikan makanan sebagai teman untuk dinikmati”
- Gallih Ari Fadli -
Tulungagung- makanan adalah perpaduan dari berbagai bahan
yang dijadikan satu hingga membentuk yang namanya harmoni, layaknya pentas
orkestra dipanggung yang megah. Teksture, aroma dan keteltian menjadi hal penting
untuk diperhatikan dalam makanan. Irama dan ritme saat menimati makanan juga
mempengaruhi kelezatan dari makanan yang kita cicipi. Namun diantara begitu
banyaknya makanan didunia, ada beberapa makanan yang diolah secara sederhana
namun menghasilkan cita rasa yang luar biasa. Tidak hanya penggunaan bahan yang
berkualitas, kecekatan koki, atau juru masak juga mempengaruhi hasil makanan
yang dibuatnya.
Nah, kali ini saya akan bercengkrama dengan pembaca terkait
makanan yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, dan
menjadi camilan pokok dalam berbagai suasana, yakni gorengan. Kenapa
gorengan ? apa uniknya gorengan ? dan mungkin masuh banyak pertanyaan
terkait dengan pembahasan saya kali ini. Lagi-lagi tidak alasan khusus kenapa
saya ingin membahas gorengan, tapi yang jelas saat ini (saat pembuatan tulisan
ini) saya sedang ingin merasakan kehangatan dan kerenyahan dari gorengan,
berhubung cuaca mendung dengan sidkit rintik yang mulai menemani surya yang
mulai menyingsing, juga untuk menemani secangkir kopi hitam panas yang telah
mengepul sedari tadi.
Gorengan, atau biasanya untuk orang-orang
disekitaran Bandung, Jawa Barat dan DKI Jakarta menyebutnya bala-bala. Makanan
ini adalah termasuk makanan tradisional dan tergolong dalam jajanan pasar.
Disetiap daerah di Indonesia mempunyai kompisisi yang berbeda terkait makanan
yang saru ini. Namun biasnya, penjual gorengan ini menjual gorengan yang
terdiri dari, tempe goreng dengan bumbu, tahu isi, bakwan jagung, pisang goreng
dan berbagai bahan lain yang sekiranya cocok dan digemari oleh masyarakat
sekitar.
Dalam pembuatannya pun tidak serumit olahan
algaritma yang mebikin kepala pusing, cukup dengan penggunaan bahan yang
berkualitas serta kecakapan dari juru masaknya. Biasanya untuk penjual gorengan
yang memakai gerobak kita dapat melihat proses penggorengnnya secara langsung,
ya.... sekalian mencium aroma tempe atau tahu isi yang sedang menyelam
kedasar minyak panas. Namun ada pula penjual yang tidak menunjukkan prose
penggorengannya, ini biasanya dapat dijumpai di pasar-pasar tradisional atau
dalam event-event tertentu. Penjual memang sudah mempersipkan dan menargetkan
banyaknya gorengan yang akan dijualnya.
Makanan yang sedehana ini pun digemari dari
berbagai kalangan, baik muda sampai tua, mulai anak-anak sampai kakek lansia,
menyukai dan menggemari makanan yang satu ini. Selain dari hargaya yang sangat
terjangkau, mulai dari kisaran Rp 500,- sampai Rp 1000,-. Relativ sangat
terjangkau, terlebih penjual gorengan saat ini juga merebak seperti jamur
dimusim hujan, saking banyaknya sampai bingung mau memilih gorengan dari
penjual yang ingin dibeli. Tetapi semua itu tergantng dari hati, serta
penciuman yang kuat, dimana aroma yang kuat pasti terdiri dari bahan yang kuat
dan mempunyai cita rasa yang baik pula.
Terlepas dari semua itu, gorengan mempunyai
cita rasa yang unik dalam lidah saya. Perpaduan antara renyahnya adonan tepung
sebagai pelapis, dan juga terkstur dari
bahanya itu sendiri, terlebih jika gorengan tersebut masih dalam kondisi
yang hangat, ditemani satu biji cabai segar menambah cita rasa yang terkumpul
didalam mulut, bagaikan seorang komposer yang sedang memaikan orkestra dalam
paanggung yang megah, penjual gorengan menyuguhkan makanan dengan yang
mempunyai banyak cita rasa. Mungkin ini sedikit berlebihan, tetapi memang dalam
gorengan yang beragam ini memeberikan nuansa yang beragam dalam rasanya. Tempe
goreng dengan teksture renyah dan gurihnya, tahu isi dengan tekstur yang empuk
serta ada tambahan isi seperti potongan wortel, kubis, mie dan bahan tambahan
lain, pisang goreng dengan cita rasa renyah dan manis disetiap gigitannya,
ditambah aroma pisang yang bercampur dengan minyak menambah semangat untuk
memakannya, ini merupakan sebuah komposisi yang pas untuk sebuah orkestra. Dan
ditambah lagi ada beberapa gorengan lain seperti ketela goreng, onde-onde yang
itu akan menambah cita rasa dan smangat untuk memakannya.
Namun, dari gambaran kenikmatan gorengan itu
tadi, ada beberapa yang menjual atau mengolah gorengan ini dengan tidak tepat, hasilnya
cita rasanya sedikit berkurang, tetapi jika untuk sekedar menemani kopi yang
asapnya kian mengepul tak karuan, masih terasa nikmat walaupun sedikit
berkurang. Ada pengalaman dari penulis merasakan gorengan itu tidak ada
rasanya, tekturnya pun tidak karuan, kenikmatan yang seharusnya diperoleh
seakan sirna berasama setiap gigitannya. Tetapi itu hanya beberapa, setiap
penjual gorengan pasti mempuyai resepnya sendiri dan bumbu-bumbu rahasia untuk
menguatkan cita rasanya.
Mungkin dari pembaca ada yang mempunyai
pertanyaan, apakah penulis mempunyai tempat langganan khusus untuk membeli
gorengan ? dibilang tempat langganan sih enggak ada. Tetapi memang
ada beberapa tempat yang sering dikunjungi tetapi bukan karena langganan. Dari beberapa
tempat itu yang saya cari dari gorengan ini adalah teksture dan juga rasa,
selain itu tempatitu juga sring saya jadikan sebagi tempat nongkrong bersama
kawan-kawan, sambil bercengkrama, menikmati masa muda. Hahahaha.......
BalasHapusTulisan keren kak,Kami dealer motor area Tulungagung, kediri dan Trenggalek. Lihat lihat motor bisa klik disini
Artikel keren guys. Foolow back. Klik tulisan ini
BalasHapusOrder makanan di tulungagung klik disini
BalasHapus