dingin nya angin malam tak membuat bu darni patah semangat dalam
berjualan nasi pecel, dalam benaknya ia
berharap dagangannya malam habis terjual agar ia dapat berjualan lagi esok
hari.
|
oleh : Melisa Yasinda
Hamparan penjual nasi pecel berjejer di sepanjang emperan
toko Jalan Dhoho. Tak ada yang istimewa dari nasi pecel yang ada di Jalan Dhoho
ini, kuliner yang dibungkus oleh daun pisang dengan lauk pauknya serta sayuran
yang di siran dengan sambal kacang serta tambahan lauk pauk lainya yang dapat
kita pilih sesuai selera hati dan kuah sambal tumpang yang berbahan dasar tempe
yang di busukan memberikan citra rasa sendiri bagi penikmatnya.
Salah satu penjual nasi pecel di Jalan Dhoho, bu darni (52) warga
desa Ngadisimo kota Kediri memulai usahanya sejak tahun 2004 silam, wanita
setengah baya ini dahulunya bekerja sebagai buruh sebuah pabrik dan akhirnya
memutuskan untuk berhenti dan beralih kerja mengikuti seseorang dalam berjualan
nasi pecel. Setelah cukup lama ia merasa bahwa berjualan nasi pecel merupakan
usaha yang cukup menjanjikan hingga akhirnya bu Darni memutuskan untuk berhenti
dan membuka usaha nasi pecelnya sendiri. Dengan modal yang cukup besar bu Darni
memulai merintis usahanya.
Hembusan angin malam, gemericik air hujan serta suara mesin sepeda motor
dengan iringan musik-musik yang mengibur memang sengaja di putar sebagai
hiburan menemani para pembeli saat menyantap nasi pecel milik bu darni malam
itu. Beralaskan tikar yang digelar di depan emperan toko di jalan dhoho bu
darni memulai usahanya.dengan lampu penerangan yang seadanya membuat suasana
lapak bu darni terlihat sedikit gelap karena hanya mengandalkan satu lampu yang
sengaja di pasang sendiri oleh bu darni dan di tambah dengan lampu emperan toko
yang menjadi tempat berjualannya. Tidak ada yang khas dari nasi pecel bu Darni,
seperti nasi pecel pada umumnya.
Nasi putih dengan lauk pauk tahu dan tempe serta sayuran yang di
siram dengan sambal pecel dengan tambahan sambal tumpang yang di bungkus daun
pisang di bandrol dengan harga Rp. 7000 rupiah/ bungkus. Selain tahu dan tempe
ada lauk tambahan lainnya yang bisa anda pilih sesuai selera seperti : pelo
ati di hargai Rp. 5000 rupiah/ tusuk, usus ayam di hargai Rp. 5000 rupiah/
tusuk, telur puyuh di hargai Rp. 3000 rupiah/ tusuk, telur dadar di hargai
Rp.4000 rupiah /tusuk dan masih banyak lainnya. serta minuman yang bisa anda
pesan seperti es teh yang di hargai Rp. 2000 rupiah, es jeruk Rp 4.000 rupiah
dan kopi yang di hargai Rp. 3000 rupiah/ gelas untuk mengobati rasa pedas
setelah menyantap nasi pecel.
Bu darni mulai berjualan dari pukul 17.30 sampai 04.00 WIB dengan
di bantu oleh sang suami dan salah seorang temannya setiap harinya. Suaminya
yang mengantarkan dagangan dan menjemput bila dagangan sudah habis setiap
harinya. Dalam berjualan omset yang
di dapat pun tak menentu. Terkadang saat dagangan nya laris bu darni
mendapatkan untung yang banyak namun jika dagangan nya sepi ia hanya berharap
tetap bisa berjualan esok hari. Bu darni selalu mengutamakan kepuasan pelanggan
nya tak heran meski penjual nasi pecel yang ada di jalan Dhoho tak hanya ada bu
Darni seorang namun ia masih tetap berjualan sampai saat ini.
Mayoritas pelangga dari bu
darni adalah orang-orang yang berasal dari luar kota Kediri dan anggota
Paguyupan kriwil yang hampir setiap selesai pentas menyempatkan untuk mampi di
warung pecel bu darni. Keramah tamahan bu darni dalam melayani pelanggannya
membuat pelanggannya terus datang kembali ke lapaknya. Caranya menyajikan nasi
pecel yang cukup unik membuat ciri khas tersendiri bagi lapaknya.
“Bu darni saat menjelaskan usaha nasi pecelnya”
|
Dalam benak bu Darni, ia hanya ingin terus bisa berjualan nasi
pecel ini untuk menghidupi keluarganya di rumah dan mengisi waktu luangnya di
umur nya yang tidak lagi muda. Karena tak ada lagi pekerjaan yang bisa ia
kerjakan dengan tenaga yang tak lagi sekuat saat ia masih muda dulu selain
berjualan nasi pecel. Meski yang berjualan nasi pecel di sini tak hanya bu
darni saja namun ia tetap yakin bahwa rezeki sudah ada yang mengatur. Keteguhan
dan kegigihan hati bu darni dalam menjalani kehidupan ini sangatlah kuat. Tak
ada ketakutan di hatinya kalau dagangannya. Menjaga kebersihan makanan yang ia
jual serta keramah tamahan terhadap pelanggan merupakan kunci utama yang di
pegang bu darni dalam berjualan.
BalasHapusTulisan keren kak,Kami dealer motor area Tulungagung, kediri dan Trenggalek. Lihat lihat motor bisa klik disini
Jual ayam geprek tulungagung
BalasHapusOrder makanan di tulungagung klik disini
BalasHapus