Senin, 30 Oktober 2017

Dropship Olshop Lulusan SMP, Mendapat Untung Jutaan Rupiah Setiap Bulan



Dropship Olshop Lulusan SMP,
Mendapat Untung Jutaan Rupiah Setiap Bulan
Oleh : Marvica

Neha (26) warga desa Durenan Trenggalek, merupakan wanita yang aktif menggunakan media sosial baik Instagram, Twitter, Facebook, dan lain sebagainya. Tidak hanya sekedar sebagai sarana informasi dan hiburan, dia memanfaatkan media untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah yaitu sebagai media jual beli. Istri yang tinggal dipelosok desa dengan berbagai kesibukan yang dia miliki, tidak menghalangi perannya untuk menjadi orang yang semakin berkembang mengikuti zaman. Sejak 2 (dua) tahun yang lalu, dia menekuni bisnis online yang dirintisnya dengan susah payah. Dengan hanya lulusan SMP yang bermodalnya gadget dan tekad, kini dia mampu mengantongi jutaan rupiah di setiap bulan.
Perjalanannya untuk menjadi entrepreneur, bukanlah waktu yang sangat singkat.1 (satu) tahun sebelumnya, dia hanya gemar berbelanja online melalui media sosial yang dimilikinya. Tidak hanya masalah fashion, berbagai kebutuhan rumah tangga yang sederhana pun juga dia dapatkan dengan via online. Kepuasaan batin serta kepraktisan tanpa membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak, menjadi alasan untuk lebih suka berbelanja di online shop. Selain itu, karena jarak tempuh toko yang lumayan jauh, produk-produk yang ditawarkan juga cenderung kekinian.
Banyak teman-teman dan tetangganya yang juga lebih suka berbelanja online, sehingga mereka lebih sering berbelanja secara bersamaan dengan alasan ongkos kirimnya akan lebih murah, karena dibagi rata oleh anggota yang ikut serta. Melihat kegemarannya dan masyarakat disekitar yang memiliki antusias tinggi dalam berbelanja online, dia mulai berfikir untukmencobanya. Setelah mencari-cari produsen yang tepat di media sosial, akhirnya dia menemukan dan bergabung sebagai dropship.Lumayan jauh, namun barang-barang dagangan dari Jakarta dan Jawa Tengah ini, memiliki harga yang lebih murah dengan kualitas yang juga bagus. Dengan sistem dropship, dia tidak harus memiliki stok barang dirumahnya, tetapi cukup menshareatau mempostinggambar dari toko pusat untuk dia tawarkan kepada masyarakat khususnya netizen. Dalam hal ini, Facebook adalah media yang dia gunakan, dengan pertimbangan banyaknya masyarakat yang menggunakannya.
Pada 1 (satu) bulan pertama yang juga sebagai masa pembelajaran, dia hanya menjual pakaian untuk para remaja dan dewasa. Entah bermula dari rasa penasaran atau apa, akan tetapi responnetizen cukup baik terhadap dagangannya. Pada waktu itu, kebanyakan pembeli masih berasal dari teman dan tetangga dekatnya saja. Selain itu, dia hanya mampu menjual kurang dari 10 (sepuluh) potong baju di setiap bulannya, dengan untung kurang lebih 50 ribu rupiah. Menurutnya, dia memang belum ingin mencari keuntungan yang banyak, karena pada masa pembelajaran ini, dia lebih mengutamakan minat masyarakat. Dengan penghasilan yang masih minim, namun dia sangat optimis dan menikmati proses demi proses.

 
      Foto dari beberapa baju yang diposting melalui akun facebbok Neha.

Beberapa bulan kemudian, pembeli mulai meningkat baik antar desa, kecamatan, maupun kota. Bukan tanpa alasan, setelah masa pembelajaran yang cukup panjang, dia mulai memperluas sudut pandang sehingga berusaha menyediakan berbagai produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya netizen. Dia mampu mengetahui keadaan zaman dan apa yang sedang digandrungi masyarakat. Dia juga mampu memilah-milah produk yang akan dia pasarkan baik dari segi kualitas, harga, dan berbagai sisi yang menarik untuk konsumen. Selain itu, dia juga mulai memasarkan barang dengan strategi penambahan teman di berbagai akun media sosialnya. Karena semakin banyak teman yang mengikutinya, maka akan semakin banyak pula orang yang melihat produk-produk yang dia tawarkan, yang kemudian memungkinkan untuk membelinya. Dengan berbagai usahanya tersebut, penghasilannya juga turut mengalami kenaikan. Dia dapat memperoleh untuk kurang lebih 200 ribu setiap bulan.
Menginjak 1 (satu) tahun pertama, kecintaan pada profesinya semakin menggelora di dalam dada. Dengan cinta, sesuatu yang dikerjakan akan terasa ringan dan menyenangkan. Usaha keras dengan keridhoan Tuhan dan suami, menjadi kunci kesuksesan seorang Istri. Begitu juga yang dirasakan oleh wanita desa ini. Semakin hari, dia seakan mendengar tawa kecil dari dalam hati. Itu adalah tawa bahagia dan syukur pada apa yang dia punya saat ini. Kemantapan hati semakin tertanam kuat ketika melihat peningkatan usahanya dengan pasti. Kurang lebih 400 ribu rupiah, dapat dia nikmati untuk sekedar memanjakan diri di berbagai pusat kecantikan maupun perbelanjaan pada setiap bulannya.
Untuk persiapan menjelang bulan puasa yang selanjutnya akan disusul dengan hari Raya Idul Fitri sebagai hari kemenangan umat Islam di dunia, Neha mulai memperluas usahanya tersebut dengan menjual berbagai pakaian untuk semua kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Dengan ini, diharapkan pemasukan dan permintaan masyarakat kususnya netizen sebagai konsumennya kian meningkat. Realitasnya, peningkatan memang terjadi secara signifikan, bahkan dalam satu haridia mampumenjual kurang lebih 30 (tigapuluh) potong baju kepada masyarakat baik antar kota maupun antar provinsi. Tidak hanya itu, masyarakat sekitar juga banyak yang keluar masuk dari rumahnya dengan sibuk membawa kantong plastik berisikan pakaian-pakaian barunya.
Pada saat itu pula, dia mulai menjual berbagai jajanan dan minuman hari raya, seperti astor, macaroni, wafer, teh gelas, aqua, ale-ale, dan lain sebagainya. Tidak disangka, tingkat konsumsi masyarakat dari berbagai wilayah memang sangat tinggi, sehingga mampu menghabiskan hampir 40 (empatpuluh) unit barang disetiap harinya. Dengan berbagai keterbatasan, Neha bahkan sampai kewalahan melayani permintaan konsumen.Selain itu, karena permintaan terhadap barang yang sudah habis terjual, mereka terpaksa harus menunggu beberapa hari untuk mendapatkan produk sesuai pesanannya. Berawal dari sinilah, usahanya semakin berkembang dan tentu berpengaruh bagi kehidupannya baik dari segi materi maupun eksistensi diri. Dengan keuntungan yang naik melejit hingga kurang lebih 1 juta rupiah, dia mampu merubah keluarga dan orang di sekitarnya menjadi lebih baik dan berkecukupan. Bahkan ketika hari raya, dia mampu memberikan berbagai pakaian dan jajanan untuk keluaga suaminya atau mertuanya. Sontak, dia terharu karena tujuan hidupnya tak lain hanya ingin membuat orang lain merasa bahagia.
Ada masa dimana gadget tak sering bergetar lagi, ada pula rumah tak seramai dulu lagi, dan ada pula kantong uang yang tak berisi lagi.Itulah yang dia rasahan beberapa bulan setelah hari raya idul fitri. Sepi, sunyi, dan tak berarti. Pendapatan kian menurun akibat perputaran waktu yang drastis. Para petani yang belum waktunya panen dan para ibu-ibu yang lebih mementingkan kebutuhan sekolah anaknya, karena pada waktu itu juga bertepatan dengan pendaftaran siswa baru disekolah. Beberapa hal tersebut menjadi salah satu pemicu merendahnya minat masyarakat terhadap produknya.Akan tetapi, ini tak menjadikannya menyerah dan putus asa. Neha tetap melakukan apa yang harus dia lakukan sebagai pengusaha yang konsisten dan professional.
Berpuluh-puluh foto orang cantik dengan memakai baju yang menarik, terkadang juga sekedar selembar kaos yang dibebernya dilantai, tak henti-hentinya dia publikasikan melalui akun media sosial miliknya, terutama Facebook. Dengan ketlatenan yang dimilikinya, para pelanggan tetap bermunculan di kolom komentar akun media sosialnya entah untuk memesan atau hanya basa-basi sebatas bertanya kulitas dan harga. Alhamdulillahnya, walaupun tidak seramai sebelumnya, namun tetap ada pembeli disetiap harinya. Hal ini merupakan salah satu suka duka menjadi seorang pengusaha terutama dengan via online di mana situasi dan kondisi masyarakat sangat berpengaruh.
Tercoret semua angka yang tersedia di kalender dinding kamar, sebagai tanda usainya tahun 2016.Hadirlah tahun baru “2017” dengan kalender baru, semangat baru, harapan baru, dan strategi perdagangan baru untuk menyongsong kesuksesan yang lebih membanggakan. Dengan niat dan imajinasi yang kuat untuk mengembangkan usaha, Neha ingin merealisasikannya dengan baik dan matang. Dia mulai menjual berbagai produk secara online berupa hijab, sepatu, sandal, tas, kosmetik, dan lain sebagainya. Pada prinsipnya apapun yang baik dan dapat diperjual belikan, maka juga akan dia jual kepada masyarakat baik dengan laba yang banyak maupun sedikit. Inilah awal langkah Neha dipermulaan tahun baru.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa terdapat pasang surut dari sebuah perjuangan. Tidak hanya dalam perdagangan saja, dalam kehidupan pun ada kalanya bahagia dan adakalanya duka. Akan tetapi seorang istri ini mencoba untuk selalu mengerti setiap keadaan, dan dia juga yakin terhadap kekuatau Tuhan serta ridho suami yang dapat mempengaruhi gerak-gerik usahanya. Ketika keadaan dan pendapatan kian stabil, dengan keuntungan-keuntungan yang dikumpulkannya serta bantuan dari sang suami, Neha mulai berani men­stok berbagai barang dan membuka toko kecil disebelah selatan rumahnya. Toko yang tak menjulang tinggi dengan ukuran 3x3 m ini dipaksa untuk mampu menampung berkodi-kodi barang dagangan.

 
Foto beberapa barang di toko milik Neha, yang diposting melalui akun facebooknya.

Selain untuk mempermudah pelanggan dalam memenuhi kebutuhan, toko ini juga sebagai pendukung agar konsumen memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap online shop miliknya. Sejak itu pula, banyak masyarakat yang join atau dropship untuk menjualkan barang dagangannya kepada orang lain. Selain menguntungkan untuk pihak dropship, hal ini juga sebagai kesempatan untuk memperluas jaringan dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya. Dimana Neha hanya bersantai di rumah dengan menonton serial lucu di televisi, namun sudah bisa mendapatkan berbagai lembar-lembar uang yang diberikan oleh para dropship dalam bisnisnya tersebut. Pada waktu itu, omset yang Neha peroleh setiap bulannya semakin meningkat dan stabil.Untuk keuntungan pada setiap bulannya, minimal dia mampu mengantongi kurang lebih 1,5 juta. Selain keuntungan yang lebih besar, pengiriman barang juga sudah meluas sesuai dengan tempat pelanggan. Baru-baru ini, Neha usai mengirimkan beberapa pakaian hingga keluar negri, yaitu Hongkong.
Tidak puas dengan pencapaian yang dia miliki saat ini, dia akan selalu berusaha mengembangkan dan memperluas usahanya sesuai dengan perkembangan dan minat masyarakat baik dalam negri maupun luar negri. Hari ini, Neha menyibukkan diri dengan berinovasi membuat berbagai kue basah seperti donat, maupun kue kering seperti bolu. Berbagai kue ini, juga dia publikasikan via online melalui media sosial miliknya. Kue ini dia jual dengan harga yang relatif murah dan tampilan yang sangat menarik, sehingga mampu menarik perhatian masyarakat. Lagi-lagi antusias mereka sangat tinggi terhadap produknya, sehingga banyak yang mulai memesan baik sekedar sebagai camilan atau bahkan sebagai makanan untuk sebuah acara.
Selain itu, saat ini dia juga berjualan pulsa untuk handphone maupun Listrik. Pengembangan usaha ini, berawal dari kesulitannya membeli pulsa untuk gadget sebagai sarana komunikasi dan juga sarana online shopnya. Selain jarak toko dari rumahnya yang lumayan jauh, kadangkala Neha membutuhkannya secara mendadak baik pada siang hari maupun tengah malam, sehingga dia merasa kerepotan dan bahkan penjualnya pun juga sudah tertidur lelap.
Dari berbagai efektifitas dan keuntungan berjualan via online¸ sebenarnya terdapat beberapa sisi lain yang menyedihkan dari bisnis ini. Secara garis besar, itu semua menjadi sebuah hambatan yang cukup mengganggu keberhasilan. Namun begitulah realitas, dimana semakin besar usaha dan laba yang dicapai, maka akan semakin besar pula hambatan dan tantangan yang dihadapi. Adapun hambatan yang dialami Neha sebagai bisnisman via online salah satunya yaitu tidak adanya kesesuaian barang yang diambilnya dari pusat perbelanjaan atau online shop tersebut, sehingga mempengaruhi respon buruk (complain) para konsumen kepadanya.
Selain itu, Neha juga cukup sering merasakan kejengkelan terhadap para konsumen yang membeli barang kepadanya. Seperti contoh yaitu, ketika setelah memesan atau keep barang yang sudah jatuh tempo untuk segera dibayar, namun mereka malah tidak ada kabar dan kejelasan. Sehingga barang yang seharusnya berubah menjadi lembaran uang, kini masih berwujud pakaian dengan kantong plastik warna putih dipojokan tokonya. Selain itu, tak jarang Neha mendapatkan harapan palsu (PHP) dari mereka.Ketika membuat janji bertemu (COD) untuk mengantarkan barang pesanan, ternyata setelah sampai di lokasi dan bahkan menunggu beberapa jam, namun pelanggannya tidak bisa hadir entah dengan alasan ataupun tidak.
Satu minggu yang lalu, dia mengantarkan beberapa baju ke Wonodadi Blitar namun hanya berujung lelah dan geram. Wanita berkulit sawo matang ini rela panas-panasan dengan sepeda motor merahnya untuk menempuh perjalanan panjang dengan seorang diri. Sesampainya dilokasi, gadget di tas slempangnya tiba-tiba memunculkan sebuah getaran. Itu adalah pesan dari salah satu konsumen yang akan bertemu dengannya pada detik ini, namun ternyata dia tidak bisa hadir karena adanya sebuah halangan yang mendadak.
Itulah beberapa pengalaman dari Nihayatus Sholikah atau yang lebih dikenal dengan Neha, terkait dengan suka duka menjadi dropship sekaligus owner online shop yang mulai di rintisnya. Sebagai seorang istri di sebuah pelosok desa yang juga hanya lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama), namun mampu menghasilkan jutaan rupiah. Ini dapat menjadi rujukan atau motivasi bagi ibu rumah tangga dan khsusunya para generasi muda bahwa terdapat banyak hal bisa dilakukan diantara berbagai kesibukan. Bisnis online shop sangat mudah dan simpel untuk dilakukan, di mana hanya bermodalkan gadget dan pulsa namun bisa mendapatkan keuntungan yang tidak terhingga.
Kesusksesan tidak hanya didapat dengan duduk santai dan melamun saja, namun banyak perjuangan yang harus dilakukan.Semua pekerjaan mempunyai efek positif dan negatif bagi pelakunya, hal tersebut tergantung bagaimana seseorang dalam menyikapinya.Menjadi seseorang yang berprofesional dan memiliki kreadibilitas tinggi tidaklah mudah, semua membutuhkan proses dan niat yang kuat. Uang bukanlah segalanya, namun keberkahanlah yang utama.
Selain terkait dengan pekerjaan, media sosial juga dapat dimanfaatkan sebagai media edukasi bagi generasi muda. Dengan maraknya berbagai media sosial saat ini, sesungguhnya tergantung bagamana cara memanfaatkannya. Ketika dimanfaatkan untuk hal yang buruk, maka keburukan pula yang akan didapatkan, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, kecerdasan kita dalam menggunakan media sangatlah diperlukan.




3 komentar: