Dropship Olshop
Lulusan SMP,
Mendapat Untung Jutaan Rupiah Setiap Bulan
Oleh : Marvica
Neha
(26) warga desa Durenan Trenggalek, merupakan wanita yang aktif menggunakan
media sosial baik Instagram, Twitter, Facebook, dan lain
sebagainya. Tidak hanya sekedar sebagai sarana informasi dan hiburan, dia
memanfaatkan media untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah yaitu sebagai media
jual beli. Istri yang tinggal dipelosok desa dengan berbagai kesibukan yang dia miliki, tidak
menghalangi perannya untuk menjadi orang yang semakin berkembang mengikuti
zaman. Sejak 2 (dua) tahun yang lalu, dia menekuni bisnis online yang dirintisnya dengan susah payah. Dengan hanya lulusan SMP yang bermodalnya gadget dan
tekad, kini dia mampu mengantongi jutaan rupiah di setiap bulan.
Perjalanannya
untuk menjadi entrepreneur, bukanlah waktu yang sangat singkat.1 (satu)
tahun sebelumnya, dia hanya gemar berbelanja online melalui media sosial
yang dimilikinya. Tidak hanya masalah fashion, berbagai kebutuhan rumah
tangga yang sederhana pun juga dia dapatkan dengan via online. Kepuasaan
batin serta kepraktisan tanpa membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak, menjadi
alasan untuk lebih suka berbelanja di online shop. Selain itu, karena
jarak tempuh toko yang lumayan jauh, produk-produk yang ditawarkan juga cenderung
kekinian.
Banyak
teman-teman dan tetangganya yang juga lebih suka berbelanja online,
sehingga mereka lebih sering berbelanja secara bersamaan dengan alasan ongkos
kirimnya akan lebih murah, karena dibagi rata oleh anggota yang ikut serta.
Melihat kegemarannya dan masyarakat disekitar yang memiliki antusias tinggi
dalam berbelanja online, dia mulai berfikir untukmencobanya. Setelah
mencari-cari produsen yang tepat di media sosial, akhirnya dia menemukan dan
bergabung sebagai dropship.Lumayan jauh, namun barang-barang dagangan
dari Jakarta dan Jawa Tengah ini, memiliki harga yang lebih murah dengan
kualitas yang juga bagus. Dengan sistem dropship, dia tidak harus
memiliki stok barang dirumahnya, tetapi cukup menshareatau mempostinggambar
dari toko pusat untuk dia tawarkan kepada masyarakat khususnya netizen. Dalam
hal ini, Facebook adalah media yang dia gunakan,
dengan pertimbangan banyaknya masyarakat yang menggunakannya.
Pada 1 (satu) bulan pertama yang
juga sebagai masa pembelajaran, dia hanya menjual pakaian untuk para remaja dan
dewasa. Entah bermula dari rasa penasaran atau apa, akan tetapi responnetizen
cukup baik terhadap dagangannya. Pada waktu itu, kebanyakan pembeli masih
berasal dari teman dan tetangga dekatnya saja. Selain itu, dia hanya mampu menjual
kurang dari 10 (sepuluh) potong baju di setiap bulannya, dengan untung kurang
lebih 50 ribu rupiah. Menurutnya, dia memang belum ingin mencari keuntungan yang
banyak, karena pada masa pembelajaran ini, dia lebih mengutamakan minat
masyarakat. Dengan penghasilan yang masih minim, namun dia sangat optimis dan
menikmati proses demi proses.
Foto dari beberapa baju yang diposting melalui akun facebbok
Neha.
Beberapa
bulan kemudian, pembeli mulai meningkat baik antar desa, kecamatan, maupun
kota. Bukan tanpa alasan, setelah masa pembelajaran yang cukup panjang, dia
mulai memperluas sudut pandang sehingga berusaha menyediakan berbagai produk
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya netizen. Dia mampu
mengetahui keadaan zaman dan apa yang sedang digandrungi masyarakat. Dia juga
mampu memilah-milah produk yang akan dia pasarkan baik dari segi kualitas,
harga, dan berbagai sisi yang menarik untuk konsumen. Selain itu, dia juga mulai
memasarkan barang dengan strategi penambahan teman di berbagai akun media
sosialnya. Karena semakin banyak teman yang mengikutinya, maka akan semakin
banyak pula orang yang melihat produk-produk yang dia tawarkan, yang kemudian
memungkinkan untuk membelinya. Dengan berbagai usahanya tersebut,
penghasilannya juga turut mengalami kenaikan. Dia dapat memperoleh untuk kurang
lebih 200 ribu setiap bulan.
Menginjak
1 (satu) tahun pertama, kecintaan pada profesinya semakin menggelora di dalam
dada. Dengan cinta, sesuatu yang dikerjakan akan terasa ringan dan
menyenangkan. Usaha keras dengan keridhoan Tuhan dan suami, menjadi kunci
kesuksesan seorang Istri. Begitu juga yang dirasakan oleh wanita desa
ini. Semakin hari, dia seakan mendengar tawa kecil dari dalam hati. Itu adalah tawa
bahagia dan syukur pada apa yang dia punya saat ini. Kemantapan hati semakin
tertanam kuat ketika melihat peningkatan usahanya dengan pasti. Kurang lebih
400 ribu rupiah, dapat dia nikmati untuk sekedar memanjakan diri di berbagai
pusat kecantikan maupun perbelanjaan pada setiap bulannya.
Untuk
persiapan menjelang bulan puasa yang selanjutnya akan disusul dengan hari Raya
Idul Fitri sebagai hari kemenangan umat Islam di dunia, Neha mulai memperluas
usahanya tersebut dengan menjual berbagai pakaian untuk semua kalangan, baik
anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Dengan ini, diharapkan pemasukan dan
permintaan masyarakat kususnya netizen sebagai konsumennya kian
meningkat. Realitasnya, peningkatan memang terjadi secara signifikan, bahkan
dalam satu haridia mampumenjual kurang lebih 30 (tigapuluh) potong baju kepada masyarakat
baik antar kota maupun antar provinsi. Tidak hanya itu, masyarakat sekitar juga
banyak yang keluar masuk dari rumahnya dengan sibuk membawa kantong plastik
berisikan pakaian-pakaian barunya.
Pada
saat itu pula, dia mulai menjual berbagai jajanan dan minuman hari raya,
seperti astor, macaroni, wafer, teh gelas, aqua, ale-ale, dan lain sebagainya.
Tidak disangka, tingkat konsumsi masyarakat dari berbagai wilayah memang sangat
tinggi, sehingga mampu menghabiskan hampir 40 (empatpuluh) unit barang disetiap
harinya. Dengan berbagai keterbatasan, Neha bahkan sampai kewalahan melayani
permintaan konsumen.Selain itu, karena permintaan terhadap barang yang sudah
habis terjual, mereka terpaksa harus menunggu beberapa hari untuk mendapatkan
produk sesuai pesanannya. Berawal dari sinilah, usahanya semakin berkembang dan
tentu berpengaruh bagi kehidupannya baik dari segi materi maupun eksistensi
diri. Dengan keuntungan yang naik melejit hingga kurang lebih 1 juta rupiah, dia
mampu merubah keluarga dan orang di sekitarnya menjadi lebih baik dan
berkecukupan. Bahkan ketika hari raya, dia mampu memberikan berbagai pakaian dan
jajanan untuk keluaga suaminya atau mertuanya. Sontak, dia terharu karena
tujuan hidupnya tak lain hanya ingin membuat orang lain merasa bahagia.
Ada
masa dimana gadget tak sering bergetar lagi, ada pula rumah tak seramai dulu
lagi, dan ada pula kantong uang yang tak berisi lagi.Itulah yang dia rasahan
beberapa bulan setelah hari raya idul fitri. Sepi, sunyi, dan tak
berarti. Pendapatan kian menurun akibat perputaran waktu yang drastis. Para
petani yang belum waktunya panen dan para ibu-ibu yang lebih mementingkan
kebutuhan sekolah anaknya, karena pada waktu itu juga bertepatan dengan pendaftaran
siswa baru disekolah. Beberapa hal tersebut menjadi salah satu pemicu
merendahnya minat masyarakat terhadap produknya.Akan tetapi, ini tak
menjadikannya menyerah dan putus asa. Neha tetap melakukan apa yang harus dia
lakukan sebagai pengusaha yang konsisten dan professional.
Berpuluh-puluh
foto orang cantik dengan memakai baju yang menarik, terkadang juga sekedar
selembar kaos yang dibebernya dilantai, tak henti-hentinya dia publikasikan
melalui akun media sosial miliknya, terutama Facebook. Dengan
ketlatenan yang dimilikinya, para pelanggan tetap bermunculan di kolom komentar
akun media sosialnya entah untuk memesan atau hanya basa-basi sebatas bertanya
kulitas dan harga. Alhamdulillahnya, walaupun tidak seramai sebelumnya, namun
tetap ada pembeli disetiap harinya. Hal ini merupakan salah satu suka duka
menjadi seorang pengusaha terutama dengan via online di mana situasi dan
kondisi masyarakat sangat berpengaruh.
Tercoret
semua angka yang tersedia di kalender dinding kamar, sebagai tanda usainya
tahun 2016.Hadirlah tahun baru “2017” dengan kalender baru, semangat baru,
harapan baru, dan strategi perdagangan baru untuk menyongsong kesuksesan yang
lebih membanggakan. Dengan niat dan imajinasi yang kuat untuk mengembangkan
usaha, Neha ingin merealisasikannya dengan baik dan matang. Dia mulai menjual
berbagai produk secara online berupa hijab, sepatu, sandal, tas,
kosmetik, dan lain sebagainya. Pada prinsipnya apapun yang baik dan dapat
diperjual belikan, maka juga akan dia jual kepada masyarakat baik dengan laba
yang banyak maupun sedikit. Inilah awal langkah Neha dipermulaan tahun baru.
Tidak
dapat dipungkiri, bahwa terdapat pasang surut dari sebuah perjuangan. Tidak
hanya dalam perdagangan saja, dalam kehidupan pun ada kalanya bahagia dan adakalanya
duka. Akan tetapi seorang istri ini mencoba untuk selalu mengerti setiap
keadaan, dan dia juga yakin terhadap kekuatau Tuhan serta ridho suami yang
dapat mempengaruhi gerak-gerik usahanya. Ketika keadaan dan pendapatan kian
stabil, dengan keuntungan-keuntungan yang dikumpulkannya serta bantuan dari
sang suami, Neha mulai berani menstok berbagai barang dan membuka toko
kecil disebelah selatan rumahnya. Toko yang tak menjulang tinggi dengan ukuran
3x3 m ini dipaksa untuk mampu menampung berkodi-kodi barang dagangan.
Foto
beberapa barang di toko milik Neha, yang diposting melalui akun facebooknya.
Selain
untuk mempermudah pelanggan dalam memenuhi kebutuhan, toko ini juga sebagai
pendukung agar konsumen memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap online
shop miliknya. Sejak itu pula, banyak masyarakat yang join atau dropship
untuk menjualkan barang dagangannya kepada orang lain. Selain menguntungkan
untuk pihak dropship, hal ini juga sebagai kesempatan untuk memperluas
jaringan dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya. Dimana
Neha hanya bersantai di rumah dengan menonton serial lucu di televisi, namun sudah
bisa mendapatkan berbagai lembar-lembar uang yang diberikan oleh para dropship
dalam bisnisnya tersebut. Pada waktu itu, omset yang Neha peroleh
setiap bulannya semakin meningkat dan stabil.Untuk keuntungan pada setiap
bulannya, minimal dia mampu mengantongi kurang lebih 1,5 juta. Selain
keuntungan yang lebih besar, pengiriman barang juga sudah meluas sesuai dengan
tempat pelanggan. Baru-baru ini, Neha usai mengirimkan beberapa pakaian hingga
keluar negri, yaitu Hongkong.
Tidak
puas dengan pencapaian yang dia miliki saat ini, dia akan selalu berusaha
mengembangkan dan memperluas usahanya sesuai dengan perkembangan dan minat
masyarakat baik dalam negri maupun luar negri. Hari ini, Neha menyibukkan diri
dengan berinovasi membuat berbagai kue basah seperti donat, maupun kue kering
seperti bolu. Berbagai kue ini, juga dia publikasikan via online melalui
media sosial miliknya. Kue ini dia jual dengan harga yang relatif murah dan
tampilan yang sangat menarik, sehingga mampu menarik perhatian
masyarakat. Lagi-lagi antusias mereka sangat tinggi terhadap produknya, sehingga
banyak yang mulai memesan baik sekedar sebagai camilan atau bahkan sebagai makanan
untuk sebuah acara.
Selain
itu, saat ini dia juga berjualan pulsa untuk handphone maupun
Listrik. Pengembangan usaha ini, berawal dari kesulitannya membeli pulsa untuk gadget
sebagai sarana komunikasi dan juga sarana online shopnya. Selain
jarak toko dari rumahnya yang lumayan jauh, kadangkala Neha membutuhkannya
secara mendadak baik pada siang hari maupun tengah malam, sehingga dia merasa
kerepotan dan bahkan penjualnya pun juga sudah tertidur lelap.
Dari
berbagai efektifitas dan keuntungan berjualan via online¸ sebenarnya
terdapat beberapa sisi lain yang menyedihkan dari bisnis ini. Secara garis
besar, itu semua menjadi sebuah hambatan yang cukup mengganggu keberhasilan.
Namun begitulah realitas, dimana semakin besar usaha dan laba yang dicapai,
maka akan semakin besar pula hambatan dan tantangan yang dihadapi. Adapun
hambatan yang dialami Neha sebagai bisnisman via online salah
satunya yaitu tidak adanya kesesuaian barang yang diambilnya dari pusat
perbelanjaan atau online shop tersebut, sehingga mempengaruhi respon
buruk (complain) para konsumen kepadanya.
Selain
itu, Neha juga cukup sering merasakan kejengkelan terhadap para konsumen yang
membeli barang kepadanya. Seperti contoh yaitu, ketika setelah memesan atau keep
barang yang sudah jatuh tempo untuk segera dibayar, namun mereka malah
tidak ada kabar dan kejelasan. Sehingga barang yang seharusnya berubah menjadi
lembaran uang, kini masih berwujud pakaian dengan kantong plastik warna putih
dipojokan tokonya. Selain itu, tak jarang Neha mendapatkan harapan palsu (PHP)
dari mereka.Ketika membuat janji bertemu (COD) untuk mengantarkan barang
pesanan, ternyata setelah sampai di lokasi dan bahkan menunggu beberapa jam,
namun pelanggannya tidak bisa hadir entah dengan alasan ataupun tidak.
Satu
minggu yang lalu, dia mengantarkan beberapa baju ke Wonodadi Blitar namun hanya
berujung lelah dan geram. Wanita berkulit sawo matang ini rela panas-panasan
dengan sepeda motor merahnya untuk menempuh perjalanan panjang dengan seorang
diri. Sesampainya dilokasi, gadget di tas slempangnya tiba-tiba memunculkan
sebuah getaran. Itu adalah pesan dari salah satu konsumen yang akan bertemu
dengannya pada detik ini, namun ternyata dia tidak bisa hadir karena adanya
sebuah halangan yang mendadak.
Itulah
beberapa pengalaman dari Nihayatus Sholikah atau yang lebih dikenal dengan
Neha, terkait dengan suka duka menjadi dropship sekaligus owner online
shop yang mulai di rintisnya. Sebagai seorang istri di sebuah pelosok desa
yang juga hanya lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama), namun mampu
menghasilkan jutaan rupiah. Ini dapat menjadi rujukan atau motivasi bagi ibu
rumah tangga dan khsusunya para generasi muda bahwa terdapat banyak hal bisa
dilakukan diantara berbagai kesibukan. Bisnis online shop sangat mudah
dan simpel untuk dilakukan, di mana hanya bermodalkan gadget dan pulsa namun
bisa mendapatkan keuntungan yang tidak terhingga.
Kesusksesan
tidak hanya didapat dengan duduk santai dan melamun saja, namun banyak
perjuangan yang harus dilakukan.Semua pekerjaan mempunyai efek positif dan
negatif bagi pelakunya, hal tersebut tergantung bagaimana seseorang dalam
menyikapinya.Menjadi seseorang yang berprofesional dan memiliki kreadibilitas
tinggi tidaklah mudah, semua membutuhkan proses dan niat yang kuat. Uang
bukanlah segalanya, namun keberkahanlah yang utama.
Selain
terkait dengan pekerjaan, media sosial juga dapat dimanfaatkan sebagai media
edukasi bagi generasi muda. Dengan maraknya berbagai media sosial saat ini,
sesungguhnya tergantung bagamana cara memanfaatkannya. Ketika dimanfaatkan
untuk hal yang buruk, maka keburukan pula yang akan didapatkan, begitu juga
sebaliknya. Oleh karena itu, kecerdasan kita dalam menggunakan media sangatlah
diperlukan.
BalasHapusTulisan keren kak,Kami dealer motor area Tulungagung, kediri dan Trenggalek. Lihat lihat motor bisa klik disini
Jual ayam geprek tulungagung
BalasHapusOrder makanan di tulungagung klik disini
BalasHapus