Di Kalangan Kampung
Cilok
Oleh : Ana Ulfa Listiana
Cilok Kalangan Ngunut Tulungagung |
Melaksanakan kegiatan
sehari-hari kadangkali membuat sesorang merasa pada fase kejenuhan. Aktivitas
yang menuntut kecepatan waktu, kecepatan berfikir dan lain sebagainya tentu
akan berpengaruh terhadap kualitas diri seseorang tersebut. Hal ini tidak hanya
berlaku pada mereka yang bekerja, tetapi mereka yang duduk dibangku sekolah
juga merasakan kejenuhan yang sama.
Pulang dari kegiatan
kampus terkadang menjadi hal yang melelahkan, apalagi ketika segala
aktifitas sedang menumpuk dan pengerjaannya sedang dikejar deadline. Situasi
seperti ini menjadi sumber datangnya stress, oleh karena itu melakukan
sesuatu yang bisa membangkitkan kembali semangat adalah hal yang harus dilakukan
untuk mencegah tingkat sterss yang tinggi.
Menghadapi kenyataan
seperti itu membuat saya harus menemukan solusi untuk permasalahan tersebut.
Seperti mencari suasana baru atau bisa dengan hunting untuk makan
makanan favorit. Hal ini dapat dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan
energi dalam tubuh, dan mengembalikan semangat beraktivitas.
Tulungagung merupakan
salah satu kabupaten yang ada di Jawa Timur, beragam jenis makanan khas tersedia.
Tinggal memilih apapun dan dimana saja tempat yang menjadi pilihan hati. Namun
ada salah satu makanan yang mana ditiap daerah memiliki keunikanya
masing-masing.
Makanan ini biasanya
dijual oleh penjual kaki lima dengan menggunakan gerobak untuk membawa barang
jualanya, mereka terkadang menjajakan makanannya disekolah-sekolah, kampus,
keliling kerumah – rumah, bahkan ada yang menjualnya dirumah atau di warung rumahan.
Makanan ini adalah cilot
atau dikenal dengan cilok, yang berbahan dasar dari tepung kanji dan tepung
tapioka dan berbentuk bulat-bulat. Biasanya makanan ini diproses dengan cara
dikukus, karena makanan ini bersumber dari tepung maka bisa menjadi sumber
karbohidrat untuk tubuh. Cilok menjadi makanan sederhana yang memiliki banyak
peminat, dan saya adalah salah satu dari yang mengidolakan makanan ini.
Cilok dari tiap daerah
ini memiliki variasi yang berbeda – beda dengan bentuk, rasa maupun kombinasi
saus yang digunakan. Seperti bentuk cilot di daerah Jombang terdapat cilok
daging yang berbentuk bulat dan ukurannya sebesar bola tenis.
Kemudian ada juga baru –
baru ini yang sedang hits yaitu Sempol. Bahan yang digunakan sebenarnya
sama seperti pembuatan cilok daging pada umumnya, yang berbeda hanya bentuk
penyajiannya. Yakni bentuk Sempol dililit dengan tusuk sate dengan ukuran yang
panjang. Kemudian sebelum digoreng diaduk dengan adonan telur yang sudah
dikocok kemudian tahap terakhir adalah di goreng dengan minyak panas.
Kemudian penggunaan
sambal atau sausnya, ada yang menggunakan saus yang siap saji. Yang mana bumbu
saus ini bisa dibeli langsung ditoko dekat rumah. Selain itu ada juga yang
menggunakan bahan dasar kacang. Bahan ini biasannya dapat meningkatkan rasa
gurih dari sambal yang akan dibuat. Cara pembuatannya kacang ini digoreng
terlebih dahulu kemudian dihaluskan dan dicampur dengan bumbu, seperti garam,
bawang, dan lain sebagainya.
Terdapat satu tempat
yang mana tempat ini dikatakan sebagai kampung cilok namanya Cilok Kalangan.
Letaknya berada sekitar 6 kilometer dari pasar ngunut, yakni di desa Kalangan
Ngunut Tulungagung. Siapapun yang mau
datang ke tempat ini tinggal search di Google Maps pasti akan menemukan
alamat ini, atau jika tidak mau pusing tempat ini berada dijalur lintas
Blitar-Tulunggung kemudian dari lampu merah pasar ngunut belok keselatan.
Sekitar pukul 14.37 beranjak
dari kelas kuliah dengan perut yang mulai keroncongan menyegerakan saya ke
parkiran. Terngiang-ngiang rasa legit, gurih dan pedasnya cilok membangkitkan
rasa untuk segera bergegas mengendarai motor berwarna hitam kuning
kemerah-merahan itu. Tidak lupa untuk melindungi kepala dan mencegah tilang
polisi helm merah selalu sedia diatas motor.
Perjalanan yang bisa
dikatakan dekat menjadi motivasi tersendiri untuk menarik gas lebih kencang. Bersama
dengan teman sejawat saya, kami menyusuri jalanan yakni jalur
Blitar-Tulungagung. Arah ini merupakan jalan alternatif bagi mereka yang
bertempat tinggal dari arah timur (blitar kota), utara (Blitar/Tulungagung dari
utara sungai brantas) dan barat (tulungagung kota). Kendaraan lalu lalang
saling salip – menyalip untuk sampai tempat tujuan dengan cepat. Tidak hanya
mereka berputarnya roda sepeda motor ini seakan ingin melesat lebih cepat.
Sekitar 20 menit desa
Kalangan sudah terlihat di depan mata. Ini terlihat ketika melewati tempat
pengisian bahan bakar (SPBU) yang berada disisi timur jalan. Dengan sedikit
ragu-ragu karena lumayan lupa tempatnya kami memutuskan untuk belok kanan.
Yakni sekitar 100 meter dari tempat tersebut terdapat gang barat jalan yang
ditandai dengan adanya tembok yang berdiri kokoh disisi kanan kiri.
Memasuki gang tersebut seperti
layaknya perumahan warga pada umumnya. kami masih bingung
untuk menentukan tempat mana yang akan didatangi. Sekitar 50 meter berkendara
terlihat warung dengan label nama di depan rumah yaitu “Cilotan”, tidak jauh
dari tempat ini ada lagi warung yang sama tempatnya pun juga sama berada disisi
selatan jalan.
Setelah melewati kedua
tempat ini tercium aroma yang gurih, dan seperti bebauan makanan yang tengah
digoreng. Karena aroma ini semakin terasa akhirnya menyemangatkan saya untuk segera menghampiri
aroma ini berasal. “Baunya enak”, kata saya. Mendengar itu Ayu teman
saya segera menjawab “iku lo yang ada motor didepan rumah” kata
temanku.
Nama tempat ini adalah
“Cilotan Sor Pelem”, mungkin karena warung ini berada di bawah pohon mangga
yang pada saat itu sedang berbuah rimbun. Tempat ini terbagi menjadi 2 ruang
yakni bagian teras rumah serta bagian yang ada di bawah pohon mangga yang
ditutupi dengan terpal plastik warna biru. Sebagaimana pagar temboknya
warna yang digunakan juga sepadan yaitu biru.
Rumah yang berasal dari
tembok dengan ditutupi asbes ini terlihat lengang, hanya ada sekitar 8
motor yang terparkir di depan rumah. Serta terdapat sekumpulan muda-mudi di
teras rumah yang asyik bercengkrama dan 2 orang wanita lainya yang duduk
terpisah dikursi berbahan kayu.
Ruang bagian bawah pohon
ini digunakan kursi kayu yang panjang serta meja berbahan kayu juga. disana ada
beberapa bapak-bapak yang tengah duduk santai dengan menikmati suasana angin
yang sore yang lumayan segar.
Penjual itu terlihat
sangat sibuk dengan pekerjaanya, penasaran dengan apa yang dituangkan ke dalam
cetakan panas itu membuat tak hentinya saya memandang. Dari kejauhan adonan itu
terlihat cair berwarna kuning keputih - putihan namun sedikit ada lendirnya,
kemudian menuangkannya satu sendok makan ke tiap lubang cetakan tersebut yang
berbentuk bulat kecil - kecil. Aroma yang begitu khas serasa tidak asing lagi
bagiku, seperti aroma telur yang digoreng.
Langkah kaki seakan
sudah tidak sabar untuk segera menikmati seporsi cilok ini. Namun sebelum itu
harus memesan terlebih dahulu, terdapat dua pilihan yang tersedia disini yakni
cilok campur atau biasa. Sebenarnya saya juga tidak mengetahui letak perbedaan
dari dua pilhan tersebut. Namun aroma gurih yang sedari tadi menyelimuti tempat
ini membuat saya tidak berpikir ulang perbedaan isi cilok tersebut. Karena
sangat kelaparan saya langsung meminta cilok campur sedangkan teman saya
memilih biasa.
Setelah memesan kami
beranjak untuk menunggunya di teras rumah, disini digelar tikar yang terbagi
menjadi 6 bagian. Tempat teras ini sangat cocok bagi pelanggan yang ingin lebih
santai dan bisa sebagai tempat tiduran untuk melepas lelah.
Ditempat ini disediakan
pula air putih diteko plastik serta 2 gelas kaca yang diletakkan dinampan
ditiap bagian tikar. Minum air ini tidak dipungut biaya sehingga meskipun tidak
memesan minuman kalian bisa minum air tersebut.
Sambil menunggu saya
memakan snack yang dijual di tempat ini. Lumayan memakan waktu saat
menanti datanganya pesanan, untuk menghilangkan kepenatan saya memutar audio.
Meskipun lama menunggu, namun tempat ini terlihat tenang dan tidak terlalu
bising. Sehingga sangat cocok untuk
pelanggan – pelanggan yang membutuhkan keheningan dan ketenangan. Udara yang
terasa segar pun juga menjadi hal positif ditempat ini.
Karena ruang yang
tersedia disini lumayan luas maka jangan datang sendirian, makan bersama
keluarga, teman ataupun dengan pasangan pun lebih dianjurkan. Selain itu harga
seporsi cilok ini ini pun terjangkau dan ramah dikantong baik itu untuk anak
sekolah maupun mahasiswa, yakni berkisar mulai dari Rp. 3000 atau Rp. 5000.
Sedangkan untuk minumanya Rp. 2500 untuk pop ice dan lainya berkisar
antara Rp. 5000 atau lebih.
Kalaupun kalian datang
sendiri kemudian malu untuk makan sendiri. Nah, ini ada solusinya yaitu makanan
yang kalian pesan bisa dibungkus. Sehingga jangan khawatir untuk bisa menikmati
makanan ini.
Tempat ini terkenal dengan
Kampung Cilok Kalangan karena disini dalam satu lingkungan sekitar 4 warung
cilok lebih yang berdiri di desa Kalangan Kecamatan Ngunut ini. selain itu
tempat dari satu warung cilok dengan warung lainya tidak jauh, hanya berjarak
sekitar 100 sampai 200 meter. Dari tiap warung memiliki keunggulanya masing –
masing, Seperti ada yang mempunyai jaringan free wifi, atau fasilitas seperti
disediakannya air minum dan lain sebagianya.
Nama yang digunakan pun
juga bervariasi mulai dari Cilotan Lumajang, Cilotan Ludoyo maupun Cilotan Sor
Pelem seperti yang saya datangi ini. Menurut pelanggan yang pernah mendatangi
Kampung Cilok ini mengatakan beberapa tempat yang menjadi favoritnya. Seperti
Salis yang mengungkapkan bahwa ada salah satu tempat yang menjadi favoritnya
yaitu warung cilok Lumajang, yang mana tempat ini berada di sisi paling timur.
Atau warung yang ada di sebelah selatan jalan
setelah pintu masuk gang ini. Selain itu teman saya mengatakan hal
berbeda, sebagai salah satu pelanggan menurut dia tempat yang menjadi favorit
para pelancong cilok adalah warung Cilotan Sor Pelem. “disini iku banyak
yang mengatakan paling enak ciloknya”. Kata ayu pelanggan setia warung ini.
Salah satu pegawai di
warung ini seolah mendatangi kami tetapi bukanya membawa pesanan, namun masuk dalam
rumah. Kemudian keluar membawa cilok kukus yang diletakkan dalam bakul plastik warna
hijau yang berukuran jumbo.
Detik jam terus
melaksanakan tugasnya dalam menunjukkan waktu. Sekelompok muda – mudi yang
sedari tadi menikmati perkumpulannya kini beranjak pergi meninggalkan
tempatnya. Semakin sore perlahan para pelanggan silih berganti untuk
berdatangan, untuk ikut serta menikmati makanan di Kampung Cilok ini.
Menunggu sambil tidur –
tiduran menjadi salah satu alternatif sambil menunggu pesanan datang. Tikar
berwarna hitam dengan percampuran merah menjadi alas kami di warung ini. Bersamaan
dengan itu seorang wanita dengan rambut dikuncit belakang dan memakai
kaos bergaris putih hitam berjalan pelan dengan membawa piring ditangannya.
Penantian akhirnya terbayar ketika piring bening diletakkan di atas tikar yang
mulai rusak ini.
Lalat pun beterbangan
disekitar seolah mengetahui pesanan kami sudah datang dan siap untuk dinikmati.
Dengan menggunakan piring bening menjadi nilai estetika tersendiri serta ukuran
piring yang tidak terlalu besar yakni ukuran sedang memperlihatkan akan isi
cilok tersebut yang sesuai dengan porsinya.
Aroma kacang tercium
saat piring ini berpindah tangan, aroma gurih, legit, dan sedikit aroma pedas yang
sedari tadi menggoda kini telah di depan mata. Melihat pertama kali adalah
letak perbedaan antara yang campur dan biasa. Makanan ini terlihat sama yakni
sama – sama dilengkapi dengan kerupuk berjumlah 4 buah, kemudian dibawah
kerupuk terlihat saus kacang yang dipadu dengan kecap kemudian diberi sedikit
saus diatasnya yang melumuri cilok hangat tersebut.
Setelah diaduk
menggunakan tusuk makanan berwarna merah ini terlihat bentuk dan penyajian yang
berbeda dengan cilok – cilok biasanya. Kalau cilok biasanya berupa cilok daging
maka ditempat ini dijual cilok telur. Penyajiannya pun juga berbeda jika
biasanya dicampur dengan kuah daging, yang ini hanya dicampur dengan saus
kacang yang pedas.
Proses pembuatannya kira
– kira dilakukan dengan mencampur adonan telur yang sudah dikocok dan diberi
sedikit bumbu seperti garam dengan cilok yang sudah dikukus tadi. Kemudian
digoreng dengan bantuan cetakan bulat – bulat kecil, sehingga bentuk yang
dihasilkan pun akan terlihat sama dan rata.
Perbedaan dari cilok
campur dengan biasa bisa dilihat dari jenis cilok yang disajikan yaitu yang
campur berisikan cilok telur dengan cilok tanpa telur, sedangkan cilok biasa
yakni berisi cilok telur saja. Untuk rasa tidak ada perbedaan, tetapi supaya
dapat menikmatinya maka bisa memesan pop
ice yang disediakan disini. Dengan cilok yang sedikit panas dan pedas maka pop
ice ini bisa menangkal efek yang ditimbulkan oleh makanan ini.
Karena berbeda dengan
cilok lainya maka makanan cilok ini mengandung gizi karbohidrat dan protein
yang tinggi. Karbohidrat didapatkan dari tepung yang digunakan seperti penggunaan tepung kanji, tepung
tapioka, tepung terigu dalam pembuatan cilok. Yang mana semua bahan tersebut
merupakan bahan makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan bisa menjadi
sumber pangan kedua dan dapat dijadikan sebagai pengganti nasi. Sedangkan
kandungan protein didapatkan dari telur ayam serta kacang dalam pembuatan saus
tersebut.
Sekali mencoba cilok ini
yang paling dominan adalah rasa dari cilok ini lebih kenyal, rasa gurih yang
didapat dari penggunaan kacang yang dihaluskan dan dicampur dengan bahan
lainnya serta rasa telur yang sedikit asin. Kemudian rasa cabe yang tidak
terlalu pedas dan terasa pas dilidah. Kemudian kerupuk yang digunakan merupakan
kerupuk udang yang biasanya digunakan pada makanan gado – gado.
Rasa yang tidak terlalu
pedas ini sangat cocok untuk pelanggan yang memang kurang menyukai pedas. Namun
jangan khawatir karena bagi pecinta pedas bisa minta langsung tingkat pedas
yang diinginkan saat memesan.
Warung cilok ini buka
dari jam 09.00 pagi sampai pukul 24.00 malam. Jadi untuk siapapun yang ingin
mengunjungi tempat ini maka bisa datang siang, sore atau malam. Perut sudah
terisi dan makan makanan favorit sudah terlaksana, sedangkan jam dinding sudah
menunjukkan pukul 16.30 saatnya beranjak dari tempat ini dan kembali pada
aktivitas selanjutnya. Yakni memenuhi tugas dan tanggung jawab sebagai seorang
siswa.
*SEMOGA BERMAFAAT*
BalasHapusTulisan keren kak,Kami dealer motor area Tulungagung, kediri dan Trenggalek. Lihat lihat motor bisa klik disini
Order makanan di tulungagung klik disini
BalasHapus