Senin, 13 November 2017

1731 Mpdl yang perlu kalian coba untuk para pendaki, karena puncak itu butuh perjuangan dan indah itu perlu usaha!!

1731 Mdpl—di tengah terik matahari tibalah kami di puncak gunung kelud, air kawah yang hijau dan hamparan bunga edelweis yang menjadi tanaman endemik dari sebuah gunung menyambut kami di sini. Seketika mata kami terbius oleh hamparan gunung yang dapat kami nikmati dari puncak gunung kelud, Minggu (19/03/2017).

Oleh : Melisa Yasinda

Puncak gunung kelud yang berada di ketinggian 1731 Mdpl. Perjalanan yang kami mulai sabtu (18/03/2017) dari desa Tulungrejo,Gandusari Blitar sangat menakjubkan. Rasa capek dan lelah setelah semalaman berjalan menyusuri medan yang berliku dan cukup menanjak terbayarkan dengan pemandangan yang seketika membius kami. Rasa lapar dan haus yang menemani kami di sepanjang perjalanan karena memang kami tak sempat makan selama diperjalanan. Gelapnya malam pun tak kami rasakan. Di bawah cahaya bulan dan beberapa alat penerangan menjadi bekal kami. Rasa kantuk pun menjadi penyemangat kami untuk segera sampai di puncak bayangan yang menjadi posko di mana kami bisa mendirikan tenda untuk beristirahat untuk mengumpulkan energi untuk esok pagi menuju puncak.
Perjalanan yang di awali oleh dua rombongan ini berniat untuk mendaki bersama menuju puncak gunung kelud, rombongan pertama yang di pimpin oleh kakak sepupuku Fuad dan kedua orang temannya ibet dan silvi, sedangkan di rombongan kedua ada aku dan kesembilan teman sekelasku. Segala kebutuhan untuk mendaki sudah kami siapkan jauh-jauh hari sebelum mendaki mulai dari logistik dan berolahraga lari-lari kecil untuk menjaga kesehatan karena persiapan fisik sangat penting untuk dijaga saat akan mendaki gunung. Saat itu kami bersepakata bertemu dijalan, walaupun saat kami hendak berangkat hujan pun turun begitu deras yang membuat waktu kami sedikit molor dari rencana sebelumnya. Kami memilih desa Tulungrejo sebagai awal pendakian kami, disini tanpa sengaja aku bertemu dengan kawan lama ku yang ternyata ingin mendaki dari itu juga, Total rombongan kami ada 12 orang saat itu  dan di tambah ketiga teman ku serasa semakin ramai saja saat itu rombongan kami. Bayangan akan keseruan dan keasyikan saat sampai di puncak nanti sudah terangan-angan saat kami baru tiba di Desa Tulungrejo yang menjadi posko awal kami mendaki. Dengan membayar 5000 rupiah untuk penitipan sepeda motor dan 10000 per orang untuk biaya masuk biaya naik cevrolet. Karena untuk sampai di pintu masuk pendakian dengan posko pendaftaran cukup lah jauh.
Pendakian kami mulai sekitar pukul 19.45 WIB, waktu yang sedikit molor dari perkiraan kami. Medan yang cukup licin membuat perjalan kami sedikit kesusahan apalagi medan yang cukup menanjak banyak menguras tenaga kami. Sesampainya di pos1 yang di tandai dengan adanya sebuah gubuk kecil kami memutuskan untuk beristirahat sebentar sembari mengisi tenaga dengan bekal yang ada. Selepas melepas lelah kami melanjutkan perjalanan karena waktu semakin malam dan kabut yang mulai turun membuat kami kedinginan. Untuk sampai di puncak bayangan kami harus melalui 2 pos terlebih dahulu. Dari pos satu menuju pos 2 medan nya semakin menanjak dan tanah yang licin karena kehujanan. Dari sini rombongan kami terpecah menjadi 3 tim, di atas ada kedelepan temanku, dan di tengah ada aku serta kelima orang lainnya, dan kakak sepupuku dan satu orang lagi berada di paling belakang. Karena hari semakin larut saja serta rasa kantuk dan lelah yang membuat kami harus cepat-cepat sampai di puncak bayangan membuat kami tidak bisa saling menunggu satu sama lain. Seharusnya dalam mendaki kekompakan tim harus tetap dijaga demi keselamatan bersama juga untuk saling menjaga.
Mata yang sudah setengah terpejam, ditambah tenaga yang sudah terkuras habis selama perjalanan membuat ku hampir menyerah dan minta untuk pulang tapi jika di logika untuk turun juga tidak mungkin. Namun teman ku  tetap menyemangatiku dan membantuku agar kami bisa segera sampai dan mendirikan tenda untu beristirahat. Sesampainya di puncak kami merasa ada harapan untuk beristirahat, namun baru saja kami duduk hujan pun turun, sedangkan kami belum menemukan rombongan yang terpisah dan kakak sepupuku dan teman nya yang belum terlihat sama sekali. Akhirnya aku dan ibed menumpang di tenda teman ku sembari menghangatkan diri dan meminum kopi karena tenda kami terbawa di carier kakaku. Tak terasa waktu menunjukan pukul 01.30 WIB yang berarti kami molor 2 jam dari perkiraan awal hanya akan memakan waktu 4 jam saja. Karena kakaku juga merasa kelelahan akhirnya kami mendirikan tenda terpisah. Aku, ibed dan ketiga teman ku ada di bawah sedang kakaku dan silvi berada di atas sedang kesembilan teman ku tak kuketahui keberadaannya.
Udara dingin yang menusuk sampai ketulang dan rasa kantuk yang sudah tidak bisa ditahan membuat kami tertidur pulas sampai pagi hari. Sekitar pukul 05.00 WIB ibed membangunkan ku dan menanyakan apakah aku merasa lapar. Namun karena saking ngantuknya aku hanya bangun sebentar “iya,aku lapar mas” lalu kembali tidur kembali. Tiba-tiba ibed kembali sembari membawa sepiring mie dan dua gelas kopi. Padahal aku sebelumnya tidak mengenal siapa silvi dan ibed, yang aku tahu mereka teman dari kakaku. Karena semalam terpisah oleh rombongan teman-temanku, dan yang membawa kebutuhan logistiku ada bersama mereka, aku tidak memiliki bekal makanan hanya ada air minum saja di ranselku. Sungguh malang sekali nasib ku. Namun dengan baiknya ibed menawarkanku makanan yang dibawanya untuk berbagi dengan ku.
Jika biasanya di gunung tidak ada sinyal dan kita tidak bisa bermain dengan ponsel itu berbeda cerita jika kita mendaki gunung kelud, karena di puncak bayangan pun tetap ada sinyal untuk berkomunikasi maupun berbagi cerita melalui sosial media. Dan pagi itu aku di hubungi oleh teman ku, mereka mengabarkan bahwa mereka akan turun duluan karena salah satu dari mereka ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan. Betapa sakit hatinya diriku yang di tinggalkan begitu saja. Untung masih ada kakak ku dan kedua teman nya yang dengan senang hati menerimaku di rombongan mereka. Sekitar pukul 09.00 WIB kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak. Sepanjang perjalanan kami berjumpa dengan bermacam-macam rombongan, mulai dari ibu-ibu dan bapak-bapak yang usia nya cukup tua tetapi mereka tetap semangat berjalanan menuju puncak. Semangat kami semakin menggebu-gebu karena tidak mau kalah dengan mereka yang sudah berumur tetapi masih begitu antusias untuk sampai di puncak.
Kurang lebih 3 jam kami berjalan, di sambutlah kami oleh bunga edelweis yang merupakan pertanda bahwa kami sudah hampi dengan puncak. Dan benar tak lama kemudian kami tiba di puncak gunung kelud dengan pemandangan yang sangat menajubkan, rasa lelah kami pun terbayar lunas sudah. Di dalam hati kecilku mengatakan mereka yang jauh-jauh kesini tapi tidak sampai puncak adalah orang yang rugi. Tepat pukul 12.00 WIB kami berempat tiba di puncak gunung kelud, panas terik matahari pun tak kami hiraukan karena terbius oleh keidahan puncak gunung kelud. Lalu nikmat Tuhan mana lagi yang kami dustakan, kami yang bisa sampai puncak saat itu merasa sangat-sangat bersyukur.
Untuk kalian yang ingin mendaki gunung, persiapkan dengan benar fisik kalian, minimal sebulan sebelum mendaki olahraga dengan lari-lari kecil untuk melemaskan otot kaki agar tidak kram saat mendaki. Dan untuk budget jangan khawatir, asal kalian niat dan di imbangi dengan menabung jauh-jauh hari pasti dana untuk mendaki akan terkumpul. Dan satu hal lagi jika kalian mendaki dengan jumlah rombongan yang banyak. Usahakan kekompakan tim tetap terjaga, jangan meninggalkan teman untuk sampai di puncak. Karena kekompakan tim juga merupakan satu hal yang mendukung keberhasilan sebuah pendakian. Karena kebahagiaan sampai di puncak sendiri-sendiri dengan bersama-sama itu rasanya beda!! Dan untuk kalian yang ngakunya pecinta alam sejati jangan sekali-sekali memetik bunga edelweis untuk sekedar berfoto. Karena bunga edelweis adalah bunga yang dilindungi looh, jadi jangan di petik ya!! Kalau sekedar berfoto itu boleh asal tidak dipetik karena dengan begitu kita sudah membantu dalam melestarikannya.




            

2 komentar: