Oleh : Melisa Yasinda
Puncak gunung kelud yang berada di
ketinggian 1731 Mdpl. Perjalanan yang kami mulai sabtu (18/03/2017) dari desa
Tulungrejo,Gandusari Blitar sangat menakjubkan. Rasa capek dan lelah setelah
semalaman berjalan menyusuri medan yang berliku dan cukup menanjak terbayarkan
dengan pemandangan yang seketika membius kami. Rasa lapar dan haus yang
menemani kami di sepanjang perjalanan karena memang kami tak sempat makan
selama diperjalanan. Gelapnya malam pun tak kami rasakan. Di bawah cahaya bulan
dan beberapa alat penerangan menjadi bekal kami. Rasa kantuk pun menjadi
penyemangat kami untuk segera sampai di puncak bayangan yang menjadi posko di
mana kami bisa mendirikan tenda untuk beristirahat untuk mengumpulkan energi
untuk esok pagi menuju puncak.
Perjalanan yang di awali oleh dua
rombongan ini berniat untuk mendaki bersama menuju puncak gunung kelud,
rombongan pertama yang di pimpin oleh kakak sepupuku Fuad dan kedua orang
temannya ibet dan silvi, sedangkan di rombongan kedua ada aku dan kesembilan
teman sekelasku. Segala kebutuhan untuk mendaki sudah kami siapkan jauh-jauh
hari sebelum mendaki mulai dari logistik dan berolahraga lari-lari kecil untuk
menjaga kesehatan karena persiapan fisik sangat penting untuk dijaga saat akan
mendaki gunung. Saat itu kami bersepakata bertemu dijalan, walaupun saat kami
hendak berangkat hujan pun turun begitu deras yang membuat waktu kami sedikit
molor dari rencana sebelumnya. Kami memilih desa Tulungrejo sebagai awal pendakian
kami, disini tanpa sengaja aku bertemu dengan kawan lama ku yang ternyata ingin
mendaki dari itu juga, Total rombongan kami ada 12 orang saat itu dan di tambah ketiga teman ku serasa semakin
ramai saja saat itu rombongan kami. Bayangan akan keseruan dan keasyikan saat
sampai di puncak nanti sudah terangan-angan saat kami baru tiba di Desa
Tulungrejo yang menjadi posko awal kami mendaki. Dengan membayar 5000 rupiah
untuk penitipan sepeda motor dan 10000 per orang untuk biaya masuk biaya naik cevrolet.
Karena untuk sampai di pintu masuk pendakian dengan posko pendaftaran cukup
lah jauh.
Pendakian kami mulai sekitar pukul 19.45
WIB, waktu yang sedikit molor dari perkiraan kami. Medan yang cukup licin
membuat perjalan kami sedikit kesusahan apalagi medan yang cukup menanjak
banyak menguras tenaga kami. Sesampainya di pos1 yang di tandai dengan adanya
sebuah gubuk kecil kami memutuskan untuk beristirahat sebentar sembari mengisi
tenaga dengan bekal yang ada. Selepas melepas lelah kami melanjutkan perjalanan
karena waktu semakin malam dan kabut yang mulai turun membuat kami kedinginan.
Untuk sampai di puncak bayangan kami harus melalui 2 pos terlebih dahulu. Dari
pos satu menuju pos 2 medan nya semakin menanjak dan tanah yang licin karena
kehujanan. Dari sini rombongan kami terpecah menjadi 3 tim, di atas ada
kedelepan temanku, dan di tengah ada aku serta kelima orang lainnya, dan kakak
sepupuku dan satu orang lagi berada di paling belakang. Karena hari semakin
larut saja serta rasa kantuk dan lelah yang membuat kami harus cepat-cepat
sampai di puncak bayangan membuat kami tidak bisa saling menunggu satu sama
lain. Seharusnya dalam mendaki kekompakan tim harus tetap dijaga demi
keselamatan bersama juga untuk saling menjaga.
Mata yang sudah setengah terpejam, ditambah
tenaga yang sudah terkuras habis selama perjalanan membuat ku hampir menyerah
dan minta untuk pulang tapi jika di logika untuk turun juga tidak mungkin.
Namun teman ku tetap menyemangatiku dan
membantuku agar kami bisa segera sampai dan mendirikan tenda untu beristirahat.
Sesampainya di puncak kami merasa ada harapan untuk beristirahat, namun baru
saja kami duduk hujan pun turun, sedangkan kami belum menemukan rombongan yang
terpisah dan kakak sepupuku dan teman nya yang belum terlihat sama sekali. Akhirnya
aku dan ibed menumpang di tenda teman ku sembari menghangatkan diri dan meminum
kopi karena tenda kami terbawa di carier kakaku. Tak terasa waktu
menunjukan pukul 01.30 WIB yang berarti kami molor 2 jam dari perkiraan awal
hanya akan memakan waktu 4 jam saja. Karena kakaku juga merasa kelelahan
akhirnya kami mendirikan tenda terpisah. Aku, ibed dan ketiga teman ku ada di
bawah sedang kakaku dan silvi berada di atas sedang kesembilan teman ku tak
kuketahui keberadaannya.
Udara dingin yang menusuk sampai ketulang
dan rasa kantuk yang sudah tidak bisa ditahan membuat kami tertidur pulas
sampai pagi hari. Sekitar pukul 05.00 WIB ibed membangunkan ku dan menanyakan
apakah aku merasa lapar. Namun karena saking ngantuknya aku hanya bangun
sebentar “iya,aku lapar mas” lalu kembali tidur kembali. Tiba-tiba ibed
kembali sembari membawa sepiring mie dan dua gelas kopi. Padahal aku sebelumnya
tidak mengenal siapa silvi dan ibed, yang aku tahu mereka teman dari kakaku.
Karena semalam terpisah oleh rombongan teman-temanku, dan yang membawa
kebutuhan logistiku ada bersama mereka, aku tidak memiliki bekal makanan hanya
ada air minum saja di ranselku. Sungguh malang sekali nasib ku. Namun dengan
baiknya ibed menawarkanku makanan yang dibawanya untuk berbagi dengan ku.
Jika biasanya di gunung tidak ada sinyal
dan kita tidak bisa bermain dengan ponsel itu berbeda cerita jika kita mendaki
gunung kelud, karena di puncak bayangan pun tetap ada sinyal untuk berkomunikasi
maupun berbagi cerita melalui sosial media. Dan pagi itu aku di hubungi oleh
teman ku, mereka mengabarkan bahwa mereka akan turun duluan karena salah satu
dari mereka ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan. Betapa sakit hatinya
diriku yang di tinggalkan begitu saja. Untung masih ada kakak ku dan kedua
teman nya yang dengan senang hati menerimaku di rombongan mereka. Sekitar pukul
09.00 WIB kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak. Sepanjang
perjalanan kami berjumpa dengan bermacam-macam rombongan, mulai dari ibu-ibu
dan bapak-bapak yang usia nya cukup tua tetapi mereka tetap semangat berjalanan
menuju puncak. Semangat kami semakin menggebu-gebu karena tidak mau kalah
dengan mereka yang sudah berumur tetapi masih begitu antusias untuk sampai di
puncak.
Kurang lebih 3 jam kami berjalan, di
sambutlah kami oleh bunga edelweis yang merupakan pertanda bahwa kami sudah
hampi dengan puncak. Dan benar tak lama kemudian kami tiba di puncak gunung
kelud dengan pemandangan yang sangat menajubkan, rasa lelah kami pun terbayar
lunas sudah. Di dalam hati kecilku mengatakan mereka yang jauh-jauh kesini tapi
tidak sampai puncak adalah orang yang rugi. Tepat pukul 12.00 WIB kami berempat
tiba di puncak gunung kelud, panas terik matahari pun tak kami hiraukan karena
terbius oleh keidahan puncak gunung kelud. Lalu nikmat Tuhan mana lagi yang
kami dustakan, kami yang bisa sampai puncak saat itu merasa sangat-sangat
bersyukur.
Untuk kalian yang ingin mendaki gunung,
persiapkan dengan benar fisik kalian, minimal sebulan sebelum mendaki olahraga
dengan lari-lari kecil untuk melemaskan otot kaki agar tidak kram saat mendaki.
Dan untuk budget jangan khawatir, asal kalian niat dan di imbangi dengan
menabung jauh-jauh hari pasti dana untuk mendaki akan terkumpul. Dan satu hal
lagi jika kalian mendaki dengan jumlah rombongan yang banyak. Usahakan
kekompakan tim tetap terjaga, jangan meninggalkan teman untuk sampai di puncak.
Karena kekompakan tim juga merupakan satu hal yang mendukung keberhasilan
sebuah pendakian. Karena kebahagiaan sampai di puncak sendiri-sendiri dengan bersama-sama
itu rasanya beda!! Dan untuk kalian yang ngakunya pecinta alam sejati jangan
sekali-sekali memetik bunga edelweis untuk sekedar berfoto. Karena bunga
edelweis adalah bunga yang dilindungi looh, jadi jangan di petik ya!! Kalau
sekedar berfoto itu boleh asal tidak dipetik karena dengan begitu kita sudah
membantu dalam melestarikannya.
BalasHapusTulisan keren kak,Kami dealer motor area Tulungagung, kediri dan Trenggalek. Lihat lihat motor bisa klik disini
Order makanan di tulungagung klik disini
BalasHapus