Senin, 30 Oktober 2017

cenil makanan legendaris sepanjang masa



Cenil Makanan Legendaris Sepanjang Masa
Oleh : Nidaul Haasanah
Pagi yang cerah menyambut di hari minggu yang penuh kegembiraan, keseruan pagi hari kurang lengkap rasanya jika tidak ditemani oleh makanan manis asal Pacitan yang hingga kini melegendaris di mana pun keberadaannya. Siapa yang tak mengenalnya makanan yang terbuat dari singkong yang termasuk salah satu makanan pengganti nasi. Sepertinya semua orang Indonesia tak asing dengan kata Cenil, jajanan pasar yang melegendaris dan pasti ada disetiap pasar tradisional.
***


Cenil adalah makanan tradisional khas kota Pacitan, Jawa Timur. Makanan ini terbuat dari pati singkong yang direbus, pada umumnya cenil dijual dipasar sebagai makanan tradisional. Hampir semua masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan nama cenil. Makanan yang memiliki banyak varian warna ini mudah ditemukan di pasar-pasar seluruh pasar di Indonesia. Sama halnya dengan pasar-pasar yang berada di kota Tulungagung, tepatnya di desa Plosokandang yang memiliki pasar kecil setiap pagi yang menyediakan makanan cenil. Warung yang berdiri disebelah sungai yang tak di aliri air namun tetap bersih ini berdiri beberapa gubuk kecil di sepanjang jalan yang digunakan pedagang makanan untuk berjualan, salah satu dari beberapa gubuk tersebut terdapat seorang nenek-nenek yang bernama mbah Atun yang berjualan jajan pasar berupa cenil.
***
Pasar kecil yang menyediakan makanan siap santap ini merupakan pasar yang hanya buka tiap pagi hingga jam 11.00 WIB. Dikala hari minggu pasar ini selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat sekitar yang ingin mencicipi makanan atau hanya sekedar olahraga. Salah satu makanan favorit masyarakat yaitu cenil yang memiliki tekstur kenyal, dan sangat menarik karena warnanya yang bervarian, ada warna hijau, pink, dan putih. Cenil biasanya disuguhkan dengan parutan kelapa dengan gula merah atau gula jawa yang telah dicairkan hingga mengental. Pada umumya cenil di campur dengan ketan yang di bungkus seperti lontong yang biasa disebut dengan lupis tidak hanya lupis, terdapat juga makanan yang terbuat dari tepung besar yang yang diwarnai dari abu daun pisang yang dibakar yang biasa disebut ireng-ireng. Ireng-ireng memiliki tekstur yang lembut, tidak sekeras lupis namun juga tidak selunak cenil itu sendiri. Dijuluki ireng-ireng karena warnanya yang hitam dan memiliki rasa yang sedikit manis. Cenil biasanya juga terdapat berbagai varian bentuk, tergantung selera pembuat. Kali ini cenil mbah Atun berbentuk bulat dan berwarna pink dan putih. Mbah Atun sudah berpuluh-puluh tahun berjualan cenil. Menurut keterangan mbah Atun dari beberapa macam jualannya yang paling laris adalah cenil, panyak penggemar cenil dari kalangan anak-anak muda ataupun tua. Bila hari minggu tiba dagangan mbah Atun selalu laris manis, hingga terdapat antrian yang panjang dan rela berdiri lama mengantri demimembeli cenil.
Cenil itu sendiri sebenarnya hanya pati singkong yang direbus tetapi jika dicampur dengan lupis maupun ireng-ireng namanya tetap cenil, karena biasanya yang dapat paling banyak adalah cenil itu sendiri. Cenil itu sendiri awalnya berasal dari kata centil karena warnanya yang berwarna warni dan menarik hati para penikmatnya. Cenil memiliki tekstur yang sangat lunak, karena memang hanya terbuat dari pati singkong yang direbus hingga mengambang, ketika sidah mengambang berarti cenil sudah matang. Makanan ini cocok disantap kapanpun. Makanan jenis ini selain dapat dijadikan makanan pembuka ataupun makanan penitup juga dapat dijadikan sebagai cemilan. Tekstur lembutnya yang membuat penikmat ingin menyantapnya lagi, lagi dan lagi. Ketika hari minggu tiba penikmat cenil kurang lengkap jika tidak menyantapnya sambil menikmati indahnya suasana dengan disuguhi pemandangan hijau-hijauan yang menyehatkan mata serta kereta api yang silih berganti melewati rel.
***
Pada mulanya cenil merupakan makanan yang dibuat karena keinginan masyarakat pacitan yang kala itu sedang mengalami krisis bahan pangan. Pati singkong yang di bentuk bulat-bulat menyerupai bola pimpong ini mulanya direbuh pada air mendidih hingga matang. Awalnya cenil bukan dimakan bersamaan dengan gula merah, melainkan dengan gula pasir dan parutan kelapa. Berhubung gula merah adalah khas tanah jawa masyarakat mengombinasikannya dengan gula merah yang dicairkan. Di pasaran harga cenil juga sangat terjangkau, cenil dihargai 2000 rupiah perbungkus. Dalam satu bungkus terdapat beberapa butir cenil, beberapa butir lupis dan beberapa butir ireng-ireng. Semakin berkembangnya zaman cenil tidak hanya terbuat dari singkong saja, bahkan dari sagu, ketan dan masih banyak bahan lain yang dapat dibuat cenil. Kekreatifan ini membuat masyarakat semakin tertarik dengan jajanan tradisional ini. Bukan hanya warna dan teksturnya yang menjadi khas tetapi juga rasa yang semakin bervarian merupakan daya tarik tersendiri bagi pecinta kuliner.
***
Setiap minggu pagi keramaian pasar kecil di desa Plosokandang semakin meningkat, karena selain hari libur jajanan ini hanya terdapat pada pagi hari. Sedangkan pada sore hari warung-warung ini menjadi warung kopi yang menyediakan free wifi yang penikmatnya biasanya kalanngan anak muda maupun mahasiswa. Pasar kecil ini biasanya buka mulai dari habis subuh hingga jam 11.00 WIB jika hari-hari biasa, sedangkan pada hari miggu pasar ini hanya buka mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Karena keramaian hari minggu yang menyebabkan pasar ini cepat tutup. Terdapat berbagai bentuk maupun macam makanan yang di jual oleh pedagang di pasar kecil ini. Terdapat berbagai macam makanan tradisioal di pasar kecil tersebut. Penikmat hanya tinggal memilih sesuai dengan yang mereka mau. Tidak hanya makanan tradisional yang berasal dari Tulungagung tetapi juga makanan dari berbagai daerah sekitar Tulungagung.
Hanya terdapat satu pedagang cenil yang berada di pasar kecil ini. Dengan begitu sangat mundah untuk mencari lokasi pedagang yang berjualan cenil. Keramaian pasar menjadi suasana pendukung bagi penikmat kuliner. Biasanya para pedagang sebelum berjualan menyiapkan barang dagangannya terlebih dahulu, sama halnya dengan penjual cenil. Karena cenil sedikit membutuhkan waktu dalam penyajiannya penjual pun memotong-motong cenil terlebih dahulu agar ketika ada pembeli tidak susah payah harus memotongnya. Memang tidak seberapa sulit dalam memotongnya namun karena cenil yang dibuat di bungkus dengan daun pisang sehingga membutuhkan waktu untuk memotong. Dengan tekstur yang lunak ketika dipotong pun cenil lengket dan tidak mudah terpisah. Membutuhkan keahlian khusus dalam memotongnya. Tidak hanya cenil yang dipotong-potong, lupis dan ireng-ireng pun sebagai pasangan dalam menyantap cenil juga dipotong-potong agar lebih praktis saat dimakan.
Makanan tadisional ini kini telah mendunia, bahwasannya setiap pameran makanan tradisional yang terdapat di luar negeri selalu menyertakan cenil sebagai makanan tradisional yang di bawa Indonesia dan menjadi ciri khas tanah Jawa. Cenil menjadi makanan tradisional yang melegendaris sepanjang masa karena peminatnya yang semakin hari semakin meningkat. Dan juga makanan ini tidak pernah punah dari masa kemasa bahkan semakin jaya, hal ini yang menyebabkan peminat makanan tradisional berupa cenil ini semakin mengingkat dan menjadi legendaris sepanjang masa.
***
Jajanan pasar cenil ini sangat mudah dalam membuatnya, siapapun pasti bisa membuat, bahannya sangat mudah di jangkau masyarakat. Cenil tidak memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namun hanya membutuhkan waktu yang lumayan sedikit lama karena harus mengepal-ngepalkan tangan hingga cenil menjadi bulat atau membuat bentuk sesuka hati dan di bentuk satu persatu lalu di masukkan kedalam air yang tengah di rebus hingga mendidih. Setelah itu tinggal tunggu cenil hingga mengambang itu artinya cenil sudah matang dan siap santap. Cenil lebih enak di makan ketika suhunya masih hangat.
Cenil lebih sering di santap ketika pagi hari sembari sarapan, karena teksturnya yang lembek dan halus membuat lidah ingin terus memakannya. Kebanyakan cenil berbentuk panjang dan melingkar sehingga di bagian tengahnya lebih besar daripada bagian ujung-ujungnya. Kelembutan teksturnya yang membuat cenil yang ukuran kecil biasanya sekali suap langsung ketelen. Kelembuatan cenil membuatnya lumer di lidah, sehingga membuat penikmatnya selalu merasa ketagihan.
Menurut filosifinya cenil itu sangat lengket karena rasa  kekeluargaan orang Jawa yang sangat erat. Dan dimakan dengan daun yang di pincuk yang menurut istilah Jawa pinten-pinten cukup yang artinya orang jawa mansyukuri segala nikmat yang diberikan. Hal ini menjadikan semakin eratnya hubungan persaudaraan orang Jawa. Cenil itu sendiri memiliki ciri khas yang sangat berbeda dengan yang lain.
***
Suasana ramai pada hari minggu menjadikan pagi hari yang penuh keceriaan. Ketika itu banyak keluarga-keluarga yang sedang berolahraga, dengan rasa senangnya dapat berlibur dengan keluarga. Seakan-akan kegembiraan itu tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Suasana pagi itu sangat hangat dengan canda tawa keluarga-keluarga yang silih berganti mendatangi warung mbah Atun untuk sekedar membeli cenil. Kadang mbah Atun dibantu oleh anaknya untuk berjualan, tetapi itu hanya pada hari minggu saja karena jika hari-hari biasa tidak seramai hari minggu. Setiap hari dagangan mbah Atun selalu habis tuntas di borong oleh penikmat kuliner cenil.
Pada awalnya mbah Atun hanya ikut orang tuanya dalam berjualan cenil, tetapi kini mbah Atun menjadi penerus dari orang tuanya. Sudah berpuluh-puluh tahun mba Atun berjualan disitu. Mbah Atun tidak mau pindah tempat karena menurutnya tempatnya adalah tempat bersejarah yang harus dikenang. Banyak sekali kejadian yang terjadi di tempat mbah Atun berjualan, dan menjadi kenangan terindah bersama keluarganya. Keramahan mbah Atun menjadikannya semua orang menyukainya selain menyukai cenil buatannya. Mbah Atun adalah penduduk asli Plosokandang yang masih mempertahankan warisan cenil khas keluarganya. Dengan begitu cenil mbah Atun memiliki rasa yang khas dan sangat menarik lidah.
Sudah banyak yang berlangganan cenil dengan mbah Atun. Bahkan ada yang hampir setiap hari membeli cenil mbah Atun. Karena tempat yang sangat strategis dan biasanya dilalui oleh anak-anak yang akan berangkat sekolah menjadikan cenil sebagai sarapan sebelum pergi kesekolah. Tidak hanya anak sekolah saja yang membeli tetapi juga orang tua mereka ikut membeli, mereka rela mengantri hanya demi beberapa bungkus cenil yang tidak seberapa harganya.
Cita rasa yang khas dari cenil mbah Atun memiliki daya tarik tersendiri bagi penikmatnya. Cenil pada umumnya akan terasa manis jika di makan dengan campuran parutan kelapa dan gula merah, berbeda dengan cenil mbah Atun, cenilnya terasa manis walaupun tidak di campur dengan gula merah. Memang sengaja diberi sedikit rasa manis karena selain menghemat gula merah kadang ada yang lebih suka bila cenilnya tidak diberi gula merah. Cita rasa yang dihasilkan cenil mbah Atun membuat penikmatnya terpikat. Apalagi di suguhi dengan suasana pagi yang menyenangkan.
Rasa manis yang dihasilkan dari gula asli menjadikan cenil mbah Atun tidak menimbulkan rasa enek meskipun sudah berkali-kali menikmatinya. Dan bahkan ingin lagi, lagi dan lagi. Banyak masyarakat yang sengaja datang ke warung mbah Atun hanya sekedar untuk menikmati cenilnya. Cenil yang memiliki rasa manis yang sangat pas di mulut, seakan-akan membawa penikmat ingin selalu mencobanya. Lebih lengkap lagi jika sambil bersantai dengan minum teh hangat. Seakan-akan menjadi suasana yang sangat menyenangkan dan membuat fikiran menjadi fresh kembali. Lupis yang di bungkus dengan daun pisang juga menjadikan salah satu pelengkap delam menyantap cenil. Lupis biasanya lebih enak jika di makan dengan di campur dengan gula jawa, karena rasa lupis yang hambar dan hanya berasa ketan. Pada umumnya yang di bungkus dengan daun pisang hanyalah beras yang di tanak menadi lontong. Namun dalm pembuatan lupis bukan berbahan dasar beras, melainkan ketan. Lupis biasanya memang hanya terdapat pada jajanan pasar cenil. Bahkan dimana ada cenil disitu pasti ada lupis. Tidak hanya lupis, ireng-ireng pun begitu. Ketiga jajanan pasar itu tidak dapat dipisahkan dari cenil, karena jika di makan  hanya cenil saja, lupis saja, bahkan ireng-ireng merasa ada yang kurang.
***
Mbah Atun sang penjual cenil tidak ingin usaha yang dirintis oleh keluarganya ini berhenti begitu saja. Mah Atun ingin ada yang meneruskan usaha yang dikelolanya hingga sekarang walaupun hanya sekedar berjualan cenil. Ketika minggu mbah Atun bahkan selalu mengingat-ingat keluarganya, hingga detik ini hari minggu adalah hari favorit mbah Atun karena selain dapat pulang lebih awal mbah Atun juga masih selalu menyimpan kenangan manis dengan keluarganya. Kerinduan mbah Atun pada keluarganya membuatnya untuk terus berjuang dalam mempertahankan usahanya. Serta semangat dan motivasi mbah Atun dalam mempertahankan usahanya.
Suasana pagi hari pada hari minggu memang sangat menyenangkan, karena seakan-akan seharian waktu luang hanya akan menjadi moment berharga bagi keluarga yang sangat sibuk ataupun anak sekolah karena hari minggu satu-satunya hari libur yang sangat di tunggu-tunggu kecuali tanggal merah dan memperingati hari besar. Bahkan menjadi moment yang sangat berharga bagi mbah Atun karena dapat mengingat-ingat kejadian yang telah lalu yang pernah dialaminya.
***
Cenil mbah Atun menjadi terkenal karena rasa yang mambuat penikmatnya semakin tertarik untuk mencobanya. Kini sudah banyak cenil yang di kombinasikan dengan makanan lain bahkan dalam pembuatannya sudah tidak hanya menggunakan pati singkong tetapi juga dapat menggunakan mie bihun yang diberi warna menyerupai cenil sehingga memiliki daya tarik tersendiri. Meskipun begitu tetapi tidak menyurutkan semangat mbah Atun untuk terus tetap berjualan cenil. Bahkan dengan adanya kombinasi baru, mbah Atun tetap menggunakan cara yang lama agar tetap terjaga cita rasa yang khas yang dibuat oleh keluarganya. Meskipun begitu semakin hari penggemar penikmat cenil mbah Atun semakin bertambah.

2 komentar: