Cenil
Makanan Legendaris Sepanjang Masa
Oleh
: Nidaul Haasanah
Pagi
yang cerah menyambut di hari minggu yang penuh kegembiraan, keseruan pagi hari
kurang lengkap rasanya jika tidak ditemani oleh makanan manis asal Pacitan yang
hingga kini melegendaris di mana pun keberadaannya. Siapa yang tak mengenalnya
makanan yang terbuat dari singkong yang termasuk salah satu makanan pengganti
nasi. Sepertinya semua orang Indonesia tak asing dengan kata Cenil, jajanan
pasar yang melegendaris dan pasti ada disetiap pasar tradisional.
***
Cenil adalah makanan tradisional khas kota Pacitan, Jawa Timur.
Makanan ini terbuat dari pati singkong yang direbus, pada umumnya cenil dijual
dipasar sebagai makanan tradisional. Hampir semua masyarakat Indonesia sudah
tidak asing lagi dengan nama cenil. Makanan yang memiliki banyak varian warna
ini mudah ditemukan di pasar-pasar seluruh pasar di Indonesia. Sama halnya
dengan pasar-pasar yang berada di kota Tulungagung, tepatnya di desa
Plosokandang yang memiliki pasar kecil setiap pagi yang menyediakan makanan
cenil. Warung yang berdiri disebelah sungai yang tak di aliri air namun tetap
bersih ini berdiri beberapa gubuk kecil di sepanjang jalan yang digunakan
pedagang makanan untuk berjualan, salah satu dari beberapa gubuk tersebut
terdapat seorang nenek-nenek yang bernama mbah Atun yang berjualan jajan pasar
berupa cenil.
***
Pasar kecil yang menyediakan makanan siap santap ini merupakan
pasar yang hanya buka tiap pagi hingga jam 11.00 WIB. Dikala hari minggu pasar
ini selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat sekitar yang ingin mencicipi
makanan atau hanya sekedar olahraga. Salah satu makanan favorit masyarakat
yaitu cenil yang memiliki tekstur kenyal, dan sangat menarik karena warnanya
yang bervarian, ada warna hijau, pink, dan putih. Cenil biasanya disuguhkan
dengan parutan kelapa dengan gula merah atau gula jawa yang telah dicairkan
hingga mengental. Pada umumya cenil di campur dengan ketan yang di bungkus
seperti lontong yang biasa disebut dengan lupis tidak hanya lupis,
terdapat juga makanan yang terbuat dari tepung besar yang yang diwarnai dari
abu daun pisang yang dibakar yang biasa disebut ireng-ireng. Ireng-ireng
memiliki tekstur yang lembut, tidak sekeras lupis namun juga tidak
selunak cenil itu sendiri. Dijuluki ireng-ireng karena warnanya yang
hitam dan memiliki rasa yang sedikit manis. Cenil biasanya juga terdapat
berbagai varian bentuk, tergantung selera pembuat. Kali ini cenil mbah Atun
berbentuk bulat dan berwarna pink dan putih. Mbah Atun sudah berpuluh-puluh
tahun berjualan cenil. Menurut keterangan mbah Atun dari beberapa macam
jualannya yang paling laris adalah cenil, panyak penggemar cenil dari kalangan
anak-anak muda ataupun tua. Bila hari minggu tiba dagangan mbah Atun selalu
laris manis, hingga terdapat antrian yang panjang dan rela berdiri lama
mengantri demimembeli cenil.
Cenil itu sendiri sebenarnya hanya pati singkong yang direbus
tetapi jika dicampur dengan lupis maupun ireng-ireng namanya
tetap cenil, karena biasanya yang dapat paling banyak adalah cenil itu sendiri.
Cenil itu sendiri awalnya berasal dari kata centil karena warnanya yang
berwarna warni dan menarik hati para penikmatnya. Cenil memiliki tekstur yang
sangat lunak, karena memang hanya terbuat dari pati singkong yang direbus
hingga mengambang, ketika sidah mengambang berarti cenil sudah matang. Makanan
ini cocok disantap kapanpun. Makanan jenis ini selain dapat dijadikan makanan
pembuka ataupun makanan penitup juga dapat dijadikan sebagai cemilan. Tekstur
lembutnya yang membuat penikmat ingin menyantapnya lagi, lagi dan lagi. Ketika
hari minggu tiba penikmat cenil kurang lengkap jika tidak menyantapnya sambil
menikmati indahnya suasana dengan disuguhi pemandangan hijau-hijauan yang
menyehatkan mata serta kereta api yang silih berganti melewati rel.
***
Pada mulanya cenil merupakan makanan yang dibuat karena keinginan
masyarakat pacitan yang kala itu sedang mengalami krisis bahan pangan. Pati
singkong yang di bentuk bulat-bulat menyerupai bola pimpong ini mulanya direbuh
pada air mendidih hingga matang. Awalnya cenil bukan dimakan bersamaan dengan
gula merah, melainkan dengan gula pasir dan parutan kelapa. Berhubung gula
merah adalah khas tanah jawa masyarakat mengombinasikannya dengan gula merah
yang dicairkan. Di pasaran harga cenil juga sangat terjangkau, cenil dihargai
2000 rupiah perbungkus. Dalam satu bungkus terdapat beberapa butir cenil,
beberapa butir lupis dan beberapa butir ireng-ireng. Semakin
berkembangnya zaman cenil tidak hanya terbuat dari singkong saja, bahkan dari
sagu, ketan dan masih banyak bahan lain yang dapat dibuat cenil. Kekreatifan
ini membuat masyarakat semakin tertarik dengan jajanan tradisional ini. Bukan
hanya warna dan teksturnya yang menjadi khas tetapi juga rasa yang semakin
bervarian merupakan daya tarik tersendiri bagi pecinta kuliner.
***
Setiap minggu pagi keramaian pasar kecil di desa Plosokandang
semakin meningkat, karena selain hari libur jajanan ini hanya terdapat pada
pagi hari. Sedangkan pada sore hari warung-warung ini menjadi warung kopi yang
menyediakan free wifi yang penikmatnya biasanya kalanngan anak muda
maupun mahasiswa. Pasar kecil ini biasanya buka mulai dari habis subuh hingga
jam 11.00 WIB jika hari-hari biasa, sedangkan pada hari miggu pasar ini hanya
buka mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Karena keramaian hari minggu
yang menyebabkan pasar ini cepat tutup. Terdapat berbagai bentuk maupun macam
makanan yang di jual oleh pedagang di pasar kecil ini. Terdapat berbagai macam
makanan tradisioal di pasar kecil tersebut. Penikmat hanya tinggal memilih
sesuai dengan yang mereka mau. Tidak hanya makanan tradisional yang berasal
dari Tulungagung tetapi juga makanan dari berbagai daerah sekitar Tulungagung.
Hanya terdapat satu pedagang cenil yang berada di pasar kecil ini.
Dengan begitu sangat mundah untuk mencari lokasi pedagang yang berjualan cenil.
Keramaian pasar menjadi suasana pendukung bagi penikmat kuliner. Biasanya para
pedagang sebelum berjualan menyiapkan barang dagangannya terlebih dahulu, sama
halnya dengan penjual cenil. Karena cenil sedikit membutuhkan waktu dalam
penyajiannya penjual pun memotong-motong cenil terlebih dahulu agar ketika ada
pembeli tidak susah payah harus memotongnya. Memang tidak seberapa sulit dalam
memotongnya namun karena cenil yang dibuat di bungkus dengan daun pisang
sehingga membutuhkan waktu untuk memotong. Dengan tekstur yang lunak ketika
dipotong pun cenil lengket dan tidak mudah terpisah. Membutuhkan keahlian
khusus dalam memotongnya. Tidak hanya cenil yang dipotong-potong, lupis dan
ireng-ireng pun sebagai pasangan dalam menyantap cenil juga
dipotong-potong agar lebih praktis saat dimakan.
Makanan tadisional ini kini telah mendunia, bahwasannya setiap
pameran makanan tradisional yang terdapat di luar negeri selalu menyertakan
cenil sebagai makanan tradisional yang di bawa Indonesia dan menjadi ciri khas
tanah Jawa. Cenil menjadi makanan tradisional yang melegendaris sepanjang masa
karena peminatnya yang semakin hari semakin meningkat. Dan juga makanan ini
tidak pernah punah dari masa kemasa bahkan semakin jaya, hal ini yang
menyebabkan peminat makanan tradisional berupa cenil ini semakin mengingkat dan
menjadi legendaris sepanjang masa.
***
Jajanan pasar cenil ini sangat mudah dalam membuatnya, siapapun
pasti bisa membuat, bahannya sangat mudah di jangkau masyarakat. Cenil tidak
memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namun hanya membutuhkan waktu yang
lumayan sedikit lama karena harus mengepal-ngepalkan tangan hingga cenil
menjadi bulat atau membuat bentuk sesuka hati dan di bentuk satu persatu lalu
di masukkan kedalam air yang tengah di rebus hingga mendidih. Setelah itu
tinggal tunggu cenil hingga mengambang itu artinya cenil sudah matang dan siap
santap. Cenil lebih enak di makan ketika suhunya masih hangat.
Cenil lebih sering di santap ketika pagi hari sembari sarapan,
karena teksturnya yang lembek dan halus membuat lidah ingin terus memakannya.
Kebanyakan cenil berbentuk panjang dan melingkar sehingga di bagian tengahnya
lebih besar daripada bagian ujung-ujungnya. Kelembutan teksturnya yang membuat
cenil yang ukuran kecil biasanya sekali suap langsung ketelen. Kelembuatan
cenil membuatnya lumer di lidah, sehingga membuat penikmatnya selalu merasa
ketagihan.
Menurut filosifinya cenil itu sangat lengket karena rasa kekeluargaan orang Jawa yang sangat erat. Dan
dimakan dengan daun yang di pincuk yang menurut istilah Jawa pinten-pinten
cukup yang artinya orang jawa mansyukuri segala nikmat yang diberikan. Hal
ini menjadikan semakin eratnya hubungan persaudaraan orang Jawa. Cenil itu
sendiri memiliki ciri khas yang sangat berbeda dengan yang lain.
***
Suasana ramai pada hari minggu menjadikan pagi hari yang penuh
keceriaan. Ketika itu banyak keluarga-keluarga yang sedang berolahraga, dengan
rasa senangnya dapat berlibur dengan keluarga. Seakan-akan kegembiraan itu
tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Suasana pagi itu sangat hangat dengan
canda tawa keluarga-keluarga yang silih berganti mendatangi warung mbah Atun
untuk sekedar membeli cenil. Kadang mbah Atun dibantu oleh anaknya untuk
berjualan, tetapi itu hanya pada hari minggu saja karena jika hari-hari biasa
tidak seramai hari minggu. Setiap hari dagangan mbah Atun selalu habis tuntas
di borong oleh penikmat kuliner cenil.
Pada awalnya mbah Atun hanya ikut orang tuanya dalam berjualan
cenil, tetapi kini mbah Atun menjadi penerus dari orang tuanya. Sudah
berpuluh-puluh tahun mba Atun berjualan disitu. Mbah Atun tidak mau pindah
tempat karena menurutnya tempatnya adalah tempat bersejarah yang harus
dikenang. Banyak sekali kejadian yang terjadi di tempat mbah Atun berjualan,
dan menjadi kenangan terindah bersama keluarganya. Keramahan mbah Atun menjadikannya
semua orang menyukainya selain menyukai cenil buatannya. Mbah Atun adalah
penduduk asli Plosokandang yang masih mempertahankan warisan cenil khas
keluarganya. Dengan begitu cenil mbah Atun memiliki rasa yang khas dan sangat
menarik lidah.
Sudah banyak yang berlangganan cenil dengan mbah Atun. Bahkan ada
yang hampir setiap hari membeli cenil mbah Atun. Karena tempat yang sangat
strategis dan biasanya dilalui oleh anak-anak yang akan berangkat sekolah
menjadikan cenil sebagai sarapan sebelum pergi kesekolah. Tidak hanya anak
sekolah saja yang membeli tetapi juga orang tua mereka ikut membeli, mereka
rela mengantri hanya demi beberapa bungkus cenil yang tidak seberapa harganya.
Cita rasa yang khas dari cenil mbah Atun memiliki daya tarik
tersendiri bagi penikmatnya. Cenil pada umumnya akan terasa manis jika di makan
dengan campuran parutan kelapa dan gula merah, berbeda dengan cenil mbah Atun,
cenilnya terasa manis walaupun tidak di campur dengan gula merah. Memang
sengaja diberi sedikit rasa manis karena selain menghemat gula merah kadang ada
yang lebih suka bila cenilnya tidak diberi gula merah. Cita rasa yang
dihasilkan cenil mbah Atun membuat penikmatnya terpikat. Apalagi di suguhi
dengan suasana pagi yang menyenangkan.
Rasa manis yang dihasilkan dari gula asli menjadikan cenil mbah
Atun tidak menimbulkan rasa enek meskipun sudah berkali-kali
menikmatinya. Dan bahkan ingin lagi, lagi dan lagi. Banyak masyarakat yang
sengaja datang ke warung mbah Atun hanya sekedar untuk menikmati cenilnya.
Cenil yang memiliki rasa manis yang sangat pas di mulut, seakan-akan membawa
penikmat ingin selalu mencobanya. Lebih lengkap lagi jika sambil bersantai
dengan minum teh hangat. Seakan-akan menjadi suasana yang sangat menyenangkan
dan membuat fikiran menjadi fresh kembali. Lupis yang di bungkus
dengan daun pisang juga menjadikan salah satu pelengkap delam menyantap cenil. Lupis
biasanya lebih enak jika di makan dengan di campur dengan gula jawa, karena
rasa lupis yang hambar dan hanya berasa ketan. Pada umumnya yang di
bungkus dengan daun pisang hanyalah beras yang di tanak menadi lontong. Namun
dalm pembuatan lupis bukan berbahan dasar beras, melainkan ketan. Lupis
biasanya memang hanya terdapat pada jajanan pasar cenil. Bahkan dimana ada
cenil disitu pasti ada lupis. Tidak hanya lupis, ireng-ireng
pun begitu. Ketiga jajanan pasar itu tidak dapat dipisahkan dari cenil, karena
jika di makan hanya cenil saja, lupis
saja, bahkan ireng-ireng merasa ada yang kurang.
***
Mbah Atun sang penjual cenil tidak ingin usaha yang dirintis oleh
keluarganya ini berhenti begitu saja. Mah Atun ingin ada yang meneruskan usaha
yang dikelolanya hingga sekarang walaupun hanya sekedar berjualan cenil. Ketika
minggu mbah Atun bahkan selalu mengingat-ingat keluarganya, hingga detik ini
hari minggu adalah hari favorit mbah Atun karena selain dapat pulang lebih awal
mbah Atun juga masih selalu menyimpan kenangan manis dengan keluarganya.
Kerinduan mbah Atun pada keluarganya membuatnya untuk terus berjuang dalam
mempertahankan usahanya. Serta semangat dan motivasi mbah Atun dalam
mempertahankan usahanya.
Suasana pagi hari pada hari minggu memang sangat menyenangkan,
karena seakan-akan seharian waktu luang hanya akan menjadi moment
berharga bagi keluarga yang sangat sibuk ataupun anak sekolah karena hari
minggu satu-satunya hari libur yang sangat di tunggu-tunggu kecuali tanggal
merah dan memperingati hari besar. Bahkan menjadi moment yang sangat
berharga bagi mbah Atun karena dapat mengingat-ingat kejadian yang telah lalu
yang pernah dialaminya.
***
Cenil mbah Atun menjadi terkenal karena rasa yang mambuat
penikmatnya semakin tertarik untuk mencobanya. Kini sudah banyak cenil yang di
kombinasikan dengan makanan lain bahkan dalam pembuatannya sudah tidak hanya
menggunakan pati singkong tetapi juga dapat menggunakan mie bihun yang diberi
warna menyerupai cenil sehingga memiliki daya tarik tersendiri. Meskipun begitu
tetapi tidak menyurutkan semangat mbah Atun untuk terus tetap berjualan cenil.
Bahkan dengan adanya kombinasi baru, mbah Atun tetap menggunakan cara yang lama
agar tetap terjaga cita rasa yang khas yang dibuat oleh keluarganya. Meskipun
begitu semakin hari penggemar penikmat cenil mbah Atun semakin bertambah.
BalasHapusTulisan keren kak,Kami dealer motor area Tulungagung, kediri dan Trenggalek. Lihat lihat motor bisa klik disini
Order makanan di tulungagung klik disini
BalasHapus